Burung

794 246 67
                                    

Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading~

--

"Tumben sekali makan siang hari ini jjajangmyoen," ujar Dobby mengesap minumannya.

"Tinggal makan apa susahnya," ucap Rehan ketus memainkan sumpitnya.

Sedangkan Abi sibuk menikmati semangkuk jjajangmyeon yang menurutnya sangat lezat. Bahkan sampai sausnya belepotan. Rehan yang kebetulan berada di samping Abi, membersihkan sisa saus tersebut menggunakan tisu.

"Drama romansa apa lagi ini," celetuk Dobby mengacungkan sumpitnya ke arah Rehan.

"Iri lo? Makan tuh tisu," ucap Rehan melemparkan tisu bekas.

Dobby hampir saja melemparkan sumpitnya, tetapi ia tidak ingin menjadi pusat perhatian sekarang. Dirinya itu selebgram, jadi harus jaga image.

Vano sepertinya sedang memikirkan sesuatu, itu yang dilihat oleh Rehan. "Ah gue males banget pelajaran Han saem. Otak gue gak nyampe," keluh Dobby.

"Emang pada dasarnya bego ya tetep bego," celetuk Rehan memainkan ponselnya.

"Cih, mentang-mentang pinter lo. Gue kutuk lo jadi bodoh," desis Dobby yang tidak didengarkan oleh Rehan.

Mereka berempat berjalan beriringan di koridor. Banyak siswa yang hanya sekedar menyapa. Hanya Abi dan Dobby yang membalas sapaan mereka walaupun sekedar tersenyum.

Ada dua orang siswa berlarian di koridor, membuat Dobby dan Abi yang berada di tengah hampir tertabrak. Untung saja Vano yang berada di samping Abi menariknya. Posisi mereka sangat intim, seperti sedang berpelukan.

Abi menatap Vano tanpa berkedip, jarak wajah mereka hanya beberapa senti. Detak jantung Abi semakin menggila. Sedangkan Dobby jatuh terjungkal. "Aduh pantat semok gue," keluh Dobby memegang pantatnya yang sakit.

Abi segera menjauhkan badannya, dan berdehem untuk menghilangkan kegugupannya. "Han, lo jahat banget gak bantuin gue. Sakit tau," ucap Dobby setelah berdiri dan membersihkan celananya.

Rehan hanya menatap datar dan berlalu begitu saja. "Nyesel gue temenan sama dia. Untung ganteng," gerutu Dobby menatap Abi.

"Pipi lo kenapa merah? Sakit?" tanya Dobby sambil memegang pipi Abi. Abi menggeleng, merangkul Dobby dan pergi meninggalkan Vano.
.
.
.
.

Semua siswa kelas 2-3 sedang fokus mendengarkan penjelasan Han. Karena wali kelas mereka itu tidak akan memberi toleransi pada siswa yang tidak mendengarkan penjelasannya saat mengajar.

Dobby berusaha membiarkan matanya agar tetap terjaga. Bisa gawat kalau ia ketiduran, bisa dihukum nanti. Abi mencatat hal yang menurutnya penting.

Keadaan kelas hening, hanya suara pensil, dan ketukan di papan tulis. Tanpa diduga, ada suara keras yang menghantam jendela tepat di samping tempat duduk Vano.

Because of You || Harukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang