Kelas Malam

697 225 72
                                    

-Happy Reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-

--

Vano menaiki tangga satu persatu dari 203 anak tangga. Sesekali ia berhenti untuk menikmati pemandangan alam sekitar.

Kita ketemu lagi hihi

Kamu sendirian?

Kamu tidak punya teman ya?

Kamu mau berdoa?

Kenapa kamu cuekin aku

Vano mengabaikan suara bisikan itu, kembali melanjutkan perjalanannya. Saat ini dia sedang berada di kaki gunung Taejosan daerah Dongnam-gu untuk menuju kuil Gakwonsa.

Butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai di sana menggunakan kereta bawah tanah. Setelah melewati banyak anak tangga, akhirnya sampai di kuil tersebut. Hanya ada beberapa orang dan biksu di sana.

"Devano, sudah lama tidak berkunjung," ujar Biksu Kim -sesepuh- tersenyum tipis. Vano membungkukkan badannya sebentar, "Iya karena kegiatan sekolah, jadi jarang ke sini."

"Baiklah silahkan, saya ada keperluan dengan biksu yang lain." Vano mengangguk, kemudian masuk ke kuil untuk berdoa.

Selesai berdoa, Vano berbincang sebentar dengan beberapa biksu yang ia kenal. "Jadi apakah masih ada yang mengganggumu?" tanya salah satu biksu di sana.

"Iya, aku masih sering mendengar suara-suara aneh itu. Bahkan sekarang di kelas, ada gangguan yang aku belum tau penyebabnya. Dan salah satu siswa selalu di ikuti bayangan hitam."

"Kita hanya bisa berdoa pada Sang Hyang Adi."

Vano mengangguk, ia hanya sedikit bingung dengan kejadian di sekolah akhir-akhir ini. Dan juga kenapa Rehan mendesaknya untuk membantu teman sekamarnya itu.

Bunyi ponsel membuyarkan lamunannya. Tertera nama "Rehan" yang terpampang di layar.

"Ada apa?" ucap Vano ketika sedikit menjauh dari kuil.

"Lo di mana?" ujar Rehan di seberang sana.

"To the point."

"Mau sampai lo bakal diem? Sampai ada korban jiwa?"

"Gue bukan penjaga sekolah. Dan untuk masalah ini bukan urusan gue."

"Tapi lo punya kemampuan itu, Van."

"Itu yang gue sesali. Selalu di ikuti kemana pun."

"Lo suka kan sama Abi?"

"Maksud lo?"

"Gue kenal lo. Lo bukan tipe orang yang peduli atau empati pada orang lain."

"Lo gak usah sok tau tentang hidup gue."

"Van, sekolah udah gak mulai aman. Lo bakal diem aja? Apalagi Abi sekarang yang disalahkan."

"Gak peduli."

Because of You || Harukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang