Noda

716 213 50
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

--

Sudah dua hari berlalu setelah kejadian di malam itu, semuanya berjalan seperti biasa. Siswa yang bernama Rai itu pun sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasa, ketika ditanya, ia mengatakan tidak mengingat apa pun.

"Kenapa followers gue berkurang," keluh Dobby menatap jumlah followersnya semakin berkurang. Selamat tinggal popularitas seorang Dobby yang tampan.

Rehan melirik sekilas teman sebangkunya itu. Ia masih menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia jadi semakin penasaran siapa sebenarnya yang membuat kekacauan ini.

Abi melirik Vano yang sepertinya sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Teman sebangkunya itu semakin terkenal sebagai anak indigo. Bahkan saking terkenalnya, tidak ada yang berani mendekatinya.

"A-anu kalo boleh tau, lo bisa liat hantu?" Abi merutuki mulutnya yang asal ceplos ini. Vano menatapnya, "I can't see it but i can feel it." Mulut Abi terbuka sedikit, tiba-tiba otaknya ngeblank.

Setelah beberapa saat, barulah ia mengerti apa yang dikatakan Vano. "Sejak kapan lo bisa ngerasain hal-hal kaya gitu?" Vano menghela napas, kenapa orang di sampingnya itu sangat berisik.

"Gak usah kepo," ucap Vano sarkas membuat Abi mengerucutkan bibirnya. Ia kan hanya bertanya, kenapa jawabnya begitu banget.

Tiba-tiba Dobby merangkul Vano, "Gimana kalo kita bikin konten, Van. Lo kan indihomo eh indigo, bisa lah kita collab."

Segera Vano menepis rangkulan Dobby, "Gue gak tertarik. Lo mau ketularan kayak gue?" Dobby bergidik ngeri, ia bisa melihat hantu? Ogah banget bisa-bisa ia ngompol di celana.

"Emang followers lo kurang berapa?" tanya Abi penasaran. Dobby berpikir sejenak, "Sekitar hampir 20k, gila banget gak sih. Gegara insiden sialan itu."

"Taun lalu juga?"

"Iya cuma gak sampe sebanyak ini. Udah ngumpulinnya susah. Eh nguranginnya cepet banget."

"Nanti juga bakal balik. Lo kan selebgram. Endors barang apa gitu."

"Lagi males nerima endors gue."

"Terus gimana?"

"Entahlah."

Dobby mengusel-uselkan kepalanya ke leher Abi membuat laki-laki itu tertawa. Dobby menghentikan aksinya ketika mendengar suara pensil patah. Kedua laki-laki itu menatap ke arah Vano.

Dobby melihat apa yang digambar olehnya. "Oh ini kan ruang musik. Tumben lo gambar kayak gini?" tanyanya pada Vano dan Abi juga ikut melihat gambar tersebut.

Vano terdiam sejenak, "Gue gak tau. Gue bukan dukun." Ingin sekali Dobby menimpuk kepala Vano dengan penghapus papan tulis saking kesalnya.

"Ini, kalo lo butuh pensil lagi buat ngegambar," ujar Abi sambil mengulurkan pensil miliknya pada Vano. Vano tidak mengambilnya, malah pergi keluar kelas.

Because of You || Harukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang