Happy reading--
Suara pecahan kaca membuat semuanya menoleh. Vano memeluk Abi untuk melindunginya dari pecahan kaca. Dobby pergi ke jendela, "Woi kalo main yang bener anjing!"
"Sorry kita gak sengaja," teriak salah satu siswa yang sedang berolahraga. "Mata lo gak sengaja, belom gue colok tu mata," gerutu Dobby kesal.
"Lo ke uks aja, Van. Punggung lo luka, nih pake jaket gue buat nutupin seragam lo yang robek," ucap Rehan melemparkan jaketnya pada Vano.
Vano hanya mengangguk, kemudian keluar kelas. Abi mengikutinya karena merasa khawatir plus bersalah. "Itu kenapa Abi kaya mau nangis?" tanya Dobby pada Rehan.
"Ngerasa bersalah mungkin," jawab Rehan yang sibuk membersihkan pecahan kaca.
"Lo kek babu sumpah, tiap ada kekacauan lo yang beresin."
"Dari pada lo, bacot doang yang gede bantuin kagak."
"Lah si anjir ngegas mulu."
Rehan tidak menghiraukan ucapan Dobby sibuk membuang pecahan kaca ke tempat sampah.
.
.
.
."Maaf, sakit banget pasti." Abi dengan telaten mengobati luka di punggung Vano. Abi berusaha untuk menahan debaran di dadanya yang semakin kencang.
"Cuma perih," gumam Vano menahan rasa sakit. "Lagian kenapa lo ngelindungin gue?"
"Gak lindungin lo, toh gue juga bakal kena. Karena gue duduk di sebelah jendela. Cuma meminimalisir korban."
"Ah rupanya gitu."
Setelah selesai, mereka berdua duduk berhadapan. Keduanya saling diam, tak berniat untuk mengobrol sepertinya. "Gue bikin lo risih?" tanya Abi sambil memainkan jari-jari tangannya.
"Kapan gue bilang gitu?"
"Setelah lo tau perasaan gue, pasti risih. Iya kan?"
"Gue gak suka menghakimi perasaan orang lain. Itu hak lo kalau mau suka sama gue. Justru gue yang bikin lo risih."
"Ha? Enggak kok. Gue ga ngerasa risih."
"Ya dengan sikap kasar gue selama ini. Kenapa lo masih suka sama gue?"
"Kalau gue tau kenapa hati ini berlabuh sama lo si. Masalahnya gue juga gak tau. Padahal Rehan lebih ramah dari lo."
"Berarti emang hati lo stuck di gue."
"Dih pede banget."
Vano terkekeh pelan, mengusak rambut Abi. Abi tertegun, menatap Vano yang masih tersenyum tipis. "Lo senyum? Selama gue jadi temen sekamar, baru kali ini gue liat lo senyum," ujar Abi heboh.
Vano tidak habis pikir dengan laki-laki itu. Melihatnya tersenyum saja sudah heboh seperti ini. "Coba senyum lagi," pinta Abi dengan tatapan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You || Harukyu ✓
Fanfiction[END] Abian Sakra terpaksa harus pindah sekolah khusus laki-laki karena suatu alasan. Bahkan harus tinggal di asrama karena ayahnya sudah tidak mau lagi melihat dirinya. Awalnya Abi pikir akan baik-baik saja, tetapi teman sebangkunya Devano Karendra...