Tikus

965 295 67
                                    


Hai

Gimana kabarnya?

Jangan lupa makan ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Happy reading guys!

--

Sudah satu minggu Abi bersekolah di sana. Semuanya baik-baik saja, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. "Oi para rakyatku, paduka raja sudah datang," ujar Dobby saat masuk ke kelas.

Siswa lain hanya mencibir kelakuan Dobby, sedangkan Rehan sama sekali tidak peduli. Dobby mendekati Abi dan menyibak poninya. "Bekasnya udah ilang. Tapi sampe sekarang gue masih penasaran pelakunya."

"Biarin aja. Lagian udah gak papa ini."

"Wah, baik hati juga lo."

"Emangnya lo, idupnya iri dengki mulu," sela Rehan yang sibuk membaca komik.

"Fitnah banget, fitnah lebih kejam dari penolakanmu baby," ujar Dobby menggelitiki dagu Rehan membuat laki-laki itu kesal setengah mati.

Abi hanya bisa menahan tawa melihat tingkah mereka yang seperti anjing dan kucing. Tidak pernah akur. Abi menoleh ke samping, terlihat Vano sedang sibuk dengan ponselnya.

Abi menepuk pelan pundak Vano, "Lo mau makan siang bareng?" Vano langsung menepis kasar tangannya. "Gak usah sok akrab sama gue. Brisik," ujar Vano sarkas.

Abi menghela napas, mengerucutkan bibirnya. Sepertinya ia selalu salah, tapi ia tidak nyaman dengan keheningan ini. Di asrama pun Vano sama sekali tidak mau mengobrol dengannya.

Abi menelungkupkan kepalanya di meja. Pergerakan Abi pun tak luput dari penglihatan Vano. Apa ia terlalu kasar padanya? Haruskah ia bersikap lebih baik? pikir Vano dalam hati.

Bodo amatlah, lebih baik ia mendengarkan musik. Ketua kelas memberi tahu, kalau hari ini jam kosong sampe waktu istirahat.
.
.
.
.

Abi membuka lokernya untuk mengambil cemilan. Ada sebuah kotak hitam, siapa yang menaruh kotak seperti ini. Memang kemarin ia lupa mengunci, tetapi tadi pagi belum ada.

Karena penasaran, Abi membuka kotak tersebut. Betapa terkejutnya ia, kotak itu berisi bangkai tikus yang masih ada darahnya. Abi langsung menjatuhkan kotak tersebut dan terdiam.

Rehan mendekati Abi, mulutnya terngaga melihat ada bangkai tikus. Siswa lain langsung mengerubungi loker Abi.

"Kelas kita dikutuk? Sebelum ini sama sekali belum ada kejadian ini," ujar salah satu siswa bernama Kai.

Rehan mengusap kepala Abi, "Tenang aja, biar gue yang beresin. Lo semua bubar jangan ngerubung gini."

Rehan membuang bangkai beserta kotak tersebut, tak lupa membersihkan sisa darah di lantai. Abi duduk di bangkunya dengan badan sedikit gemetar.

Because of You || Harukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang