Mencintai itu harus diperjuangkan oleh kedua belah pihak. Kalau cuma sepihak, itu bukan cinta tapi obsesi. Dan obsesi akan membawamu ke hal negatif.--
"Bangun woi!" seru Dobby mengguncangkan tempat tidur. Vano terbangun ketika merasa seperti ada guncangan. "Brisik lo," ucap Vano ketus dan turun dari kasur.
"Ya abisnya pagi-pagi udah disuguhi pemandangan romansa gue. Btw, enak gak tidur pelukan kaya gitu?" goda Dobby menaik turunkan alisnya.
"Masih mending lo gak tidur di lantai," ujar Vano ketus seraya pergi ke kamar mandi.
Dobby mencibir pelan, ia jadi bingung kenapa bisa bangun di kamar mereka? Perasaan semalam ia pergi ke sekolah untuk mengambil buku yang tertinggal.
"Kenapa gue bisa di sini?" tanya Dobby ketika melihat Vano keluar dari kamar mandi. "Lo semalem ke sekolah kan? Udah tau sekolah ada penghuninya, sok berani banget ke sana sendirian."
"Gue kira kan masih belum terlalu malem. Cuma ambil buku doang. Jangan bilang gue kerasukan?"
"Bukan hanya kerasukan, bahkan lo hampir lompat dari rooftop."
"Anjir, syukurlah gue masih idup. Gue belom mau mati sekarang, cinta gue belom di acc sama Rehan."
Vano hanya diam, Abi bangun dan berjalan gontai ke arah Vano kemudian duduk dipangkuannya. Ia menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Vano, sepertinya nyawa Abi masih belum terkumpul.
Dobby hanya bisa menganga melihat pemandangan itu, sedangkan Vano menepuk pelan punggung Abi. "Otak gue ngebug liat pemandangan nyata di hadapan gue ini. Kalian berdua pacaran?" ucap Dobby yang masih belum percaya.
"Bukan urusan lo," ujar Vano pelan agar tidak membangunkan Abi.
Tanpa sadar, Abi menggesekkan hidungnya ke leher Vano membuat ia menahan napas sejenak. Dobby hanya bisa menahan tawa melihat wajah Vano yang memerah. Seru rasanya, wajah yang biasanya tanpa ekspresi sekarang salting.
Abi sudah bangun dan meminta maaf ke Vano segera berlari ke kamar mandi. "Bangun gak tuh?" tanya Dobby di sela-sela tawanya.
Vano hanya bisa mengumpat. "Gue mau tau siapa itu Siho," kata Abi duduk di samping Dobby. Seketika hening, Abi bingung memang ada yang salah dengan ucapannya? Dobby berdehem, "Lo aja, Van. Gue takut salah."
Vano menghela napas, "Oke, bakal gue ceritain. Dan jangan ada yang motong ucapan gue."
Flashback
Kelas 1-3 seperti biasa ricuh dengan kegiatan siswa di dalamnya. Han datang dengan seorang siswa keturunan Jepang. "Hai semua, namaku Siho. Salam kenal," ucap siswa baru tersebut.
Siho duduk di sebelah Vano. "Boleh kenalan?" tanya Siho mengulurkan tangannya pada Vano. Vano hanya diam, acuh pada teman sebangkunya itu.
Siho merasa canggung, menarik kembali tangannya kemudian mengambil bukunya. Siho mencuri pandang ke arah Vano. Ia tertarik dengan teman sebangkunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You || Harukyu ✓
Fanfiction[END] Abian Sakra terpaksa harus pindah sekolah khusus laki-laki karena suatu alasan. Bahkan harus tinggal di asrama karena ayahnya sudah tidak mau lagi melihat dirinya. Awalnya Abi pikir akan baik-baik saja, tetapi teman sebangkunya Devano Karendra...