Happy reading
--
Ujian semester akan di adakan hari ini. Semuanya fokus mengerjakan. Hampir satu jam berlalu, waktu mengerjakan sudah selesai.
"Gila otak gue ngebul. Han kipasin dong panas nih," rengek Dobby pada Rehan.
"Gue siram pake air es mau?" kata Rehan menatap datar teman sebangkunya itu.
"Sadis banget lo." Dobby menelungkupkan kepalanya di atas meja. Abi memanyunkan bibirnya, ujian kali ini terasa sangat sulit rasanya.
Sedangkan Vano mencoret-coret bukunya. Ia mengambil beberapa lembar jimat dari tasnya. Ia memberikan pada Abi, Dobby, dan Rehan.
Mereka bertiga bingung, "Jangan ada yang keluar dari kelas. Dia datang," ujar Vano yang membuat semua orang semakin bingung.
Vano mengambil kapak dan keluar kelas. Udara dingin dan langit gelap membuat siapa pun merasa merinding. Semua siswa mengintip dari jendela.
"Ah sepertinya aku tidak bisa masuk ke kelas itu. Kamu semakin peka ternyata," ucap bayangan hitam yang tak lain adalah Siho.
"Enyahlah," ujar Vano mengeratkan pegangannya pada kapak tersebut. Siswa yang melihat bingung, Vano itu sedang berbicara pada udara kosong? Abi menatap khawatir, "Itu Siho. Dia datang."
Dobby dan Rehan menoleh kaget. "Lo yakin?" tanya Rehan pada Abi.
Abi mengangguk, "Dia sudah memasang jimat pada kelas ini agar Siho tidak bisa masuk atau merasuki salah satu siswa di sini. Dia akan melawannya sendirian."
"Gila. Kita harus bantu," ucap Rehan yang akan pergi, tetapi ditahan oleh Abi.
"Jangan, kita bahkan gak bisa melihatnya. Kalau salah satu dari kita dirasuki olehnya, Vano gak mungkin ngelukai manusia," jelas Abi membuat Rehan menghela napas.
Apa yang diucapkan oleh Abi benar adanya, jika dia keluar mungkin akan membuat rencana Vano berantakan.
"Kamu mau melawanku dengan kapak kecil itu?" ejek Siho membuat Vano mendesis kesal.
"Kita liat aja. Siapa yang bakal tiada," kata Vano yang langsung menyerang Siho. Beberapa kali tubuh Vano terpental dan terbanting. Membuat para siswa memekik tertahan.
Siho tertawa puas, "Kamu mau melawanku dengan tubuh lemah itu? Aku beri kesempatan, serahkan anak itu dan sekolah ini akan seperti semula."
Vano menyeka darah, "Gue gak akan pernah mengorbankan siapa pun." Sekuat tenaga ia bangkit, bergumam dan menyerang Siho. Namun, Vano kembali terpental dan terluka cukup parah.
"Sampai jumpa lagi, Dev." Siho langsung menghilang, menyisakan Vano yang tergeletak di koridor. Abi langsung berlari keluar tanpa memperdulikan teriakan yang lain.
"Lo terluka parah, kita ke rumah sakit ya," ucap Abi meletakan kepala Vano di pangkuannya. Vano menggeleng, ternyata pukulan roh lebih sakit dari pada manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You || Harukyu ✓
Fanfiction[END] Abian Sakra terpaksa harus pindah sekolah khusus laki-laki karena suatu alasan. Bahkan harus tinggal di asrama karena ayahnya sudah tidak mau lagi melihat dirinya. Awalnya Abi pikir akan baik-baik saja, tetapi teman sebangkunya Devano Karendra...