Terkadang hal terbaik yang harus dilakukan adalah...
Berpura pura bahwa hal itu
tidak pernah terjadi...
Contohnya...
Seperti perasaanku untuknya...
Aku akan mencoba melupakan itu selayaknya aku tidak pernah
mempunyai rasa itu...Hana F. Nasrin
----------{●●●●}----------
.
.
."Han... tolong ke ruangan saya sebentar." Pinta Fateer lewat telepon seperti biasa.
"Baik pak.." jawab Hana.
Tok tok tok...
Suara pintu ruangan Fateer yang diketuk oleh Hana. "Masuk" terdengar suara Fateer dari dalam mempersilahkan Hana untuk masuk.
Hana menghembuskan nafas teraturnya beberapa kali untuk menetralkan hatinya sebelum ia membuka pintu dan masuk ke ruangan itu.
"Ada yang bisa saya bantu pak...??" Tanya Hana saat ia sudah berdiri di depan meja Fateer.
"Duduk" ucap Fateer mempersilahkan Hana untuk duduk di kursi depan mejanya.
"Begini..." ucapan Fateer terhenti saat ia mulai memandang Hana yang sudah duduk di depannya.
Hana yang merasa di tatap seperti itu oleh Fateer ia tersenyum canggung kearahnya. Dengan cepat ia menundukkan wajahnya untuk memutuskan kontak mata. Dari mata turun ke hati. Nanti bukannya Hana melupakan perasaannya itu tapi malah perasaannya jadi semakin kuat.
"Oh... maaf... jadi begini Han. Pak Zafran tadi menelpon dan menyuruh untuk merevisi ulang laporan bulanan kamu. Beliau bilang masih banyak kesalahan dalam laporan itu. Dan beliau meminta kamu untuk ke ruangannya sekarang juga." Berondong Fateer panjang lebar.
"Loh... biasanya juga seperti itu tidak pernah salah pak dari tahun ke tahun.?" Tanya Hana tak terima sambil mendongakkan wajahnya untuk menatap Fateer. Memastikan bahwa tidak ada kebohongan atau prank disana.
"Memang benar. Tapi sekarang kan yang jadi Direktur bukan lagi pak Malik, jadi konsep seperti apa yang di minta oleh pak Zafran itu pasti berbeda dengan konsep yang biasa pak Malik gunakan. Mengertikan maksud saya...??" Tanya Fateer lembut. Hana hanya mengangguk pasrah saja.
"Ya sudah, kalau begitu kamu langsung saja ke lantai 7 dan keruangan pak Zafran. Jangan terlalu lama, beliau orangnya tepat waktu, jadi tidak suka dengan keterlambatan." Tambah Fateer lagi.
"Baik pak. Kalau begitu saya permisi.." ucap Hana kemudian dia berjalan kearah pintu keluar.
"Han..." langkah Hana terhenti saat ia hendak meraih hendle pintu itu. Ia segera menengok kebelakang dan tersenyum tipis.
"Iya pak. Apa ada lagi yang bisa saya bantu...??" Tanya Hana ramah.
"Kamu cantik sekali hari ini..." kalimat Fateer berhasil membuat Hana melongo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Boss Galak {Tiba - Tiba Cinta} END
General FictionHana Fakhriya Nasrin yang akrab dipanggil Hana, adalah seorang Staff di kantor bagian Administrasi. ia mulai bekerja sejak 5 tahun lalu setelah ia menyelesaikan kuliah S1 nya. Keakrabannya dengan Al Fateer Managernya, membuatnya jadi menyimpan peras...