Jungkook memalingkan wajahnya, ia tahu mengatakan sesuatu seperti ini sangat memalukan, tapi rasa inginnya tiba-tiba datang begitu saja.
Sementara itu, Taehyung menatapnya, tertawa dalam diam. Menyadari bahwa tidak sesulit itu untuk merayu seorang Jeon Jungkook. Awalnya ia memang benar ingin pergi, sekedar mengisi perutnya yang lapar entah kemana, lalu kembali untuk menemani atau lebih tepatnya menjaga mangsanya yang kini sedang memalingkan wajah darinya.
Jungkook, "Jika kau ingin pergi...."
Taehyung mengulurkan tangannya, mengelus lembut rambut Jungkook, turun ke tengkuk, menariknya, mendekatkan kedua wajah mereka.
Tatapan lembut Taehyung membuat Jungkook malu, tak sanggup menatap wajah yang lain, perlu diingat jika ini pertama kalinya ia bersikap intim dengan seseorang dalam keadaan sadar.
Tanpa Jungkook sadari, ia sudah memalingkan wajahnya, semburat merah bahkan muncul di pipinya, hingga suara detak jantungnya yang berdebar, ia takut jika Taehyung menyadari hal-hal sekecil itu. Menutupi letak jantung di dadanya dengan kedua tangan, takut suaranya akan terdengar.
Taehyung sepertinya menyadari hal itu, namun ia tak begitu memperdulikannya, karena saat ini tatapan matanya berubah, pikirannya teringat akan wajah penuh peluh Jungkook dengan pipi kemerahannya serta nafasnya yang terburu semalam.
Taehyung mencium bibir Jungkook, ciuman yang lembut awalnya, hanya lumatan yang ia berikan. Meski Jungkook membalasnya dengan sedikit terbata karena rasa terkejut dan malunya yang memakannya terlebih dahulu.
Jungkook meringis kecil saat Taehyung menggigit bibirnya, memberikan lelaki itu akses untuk mengeksplor rongga mulutnya yang terbuka, mengambil asupan oksigen disekitarnya.
Taehyung tak sedikitpun memberikan waktu untuk Jungkook bernafas, ia mendorong tubuh Jungkook dengan badannya, telentang di sofa yang berada di tengah ruangan itu. Beruntungnya tak ada seorang pun di apartment selain mereka berdua.
Jungkook memang hanya meminta sebuah ciuman, tapi Taehyung tak ingin hanya sekedar ciuman. Bagi iblis, ciuman adalah awal dari sebuah sex. Ia pun tak yakin akan puas hanya dengan sekedar ciuman lembut saja.
Tangan Taehyung dengan mudahnya melepas pakaian Jungkook, hingga pria di bawahnya tidak menyadari kini di tubuhnya tak melekat sehelai benang pun.
Tanda merah bekas gigitan percintaan mereka semalam masih tersisa di tubuh Jungkook. Jungkook menutup wajahnya yang memerah malu dengan lengannya sementara Taehyung melihat tanda itu dengan puas.
"Jangan melihatnya" ucap Jungkook, dadanya naik turun, nafasnya yang terengah-engah meraup oksigen disekitarnya dengan rakus.
Semua ini terlihat menggairahkan dimata Taehyung, "Jangan tutupi wajahmu," ucap Taehyung. Ia mengunci kedua tangan Jungkook di atas kepalanya, menciumi pipi hingga leher Jungkook sembari mengatakan betapa indahnya pria itu saat ini.
"Kau sungguh indah Jungkook, sungguh keturunan dewi dan iblis memang berbeda. Sangat indah dan sangat membuatku bergairah"
Kedua pipi Jungkook memerah, ia meremas bantal di sofa saat Taehyung mulai memainkan kedua putingnya dengan lidahnya yang terasa basah dan panas. Berkali-kali menghisapnya seakan ingin mengeluarkan sesuatu darinya, atau menggigitnya gemas.
Tatapan mata Taehyung tak lepas dari bagaimana Jungkook menggeliat, melengkungkan tubuhnya tiap ia memainkan kedua putingJungkook dengan lidah dan jemarinya.
"Jangan....ngh" pinta Jungkook saat Taehyung yang sudah bosan bermain dengan putingnya beralih meremas penis Jungkook perlahan. Tak sampai disitu, Taehyung bahkan membuatnya menjerit saat ia memasukan dua jarinya sekaligus di lubang anal Jungkook.
"sepertinya lubangmu berkata lain, dia bahkan meremas kedua jariku begitu erat" ucapan kotor Taehyung sepertinya membuat Jungkook semakin dekat dengan puncaknya.
Begitu Jungkook berteriak akan mencapai puncak kenikmatannya, Taehyung dengan sengaja menutup lubang penis Jungkook, membuat puncak kenikmatan itu hilang seketika.
"Taehyung, tolong.... ingin keluar" rengek Jungkook
Taehyung menggelengkan kepalanya, menolak, "Bersama" ucapnya. Ia mengocok penisnya sendiri, memposisikannya di depan lubang anal Jungkook, mengolesinya dengan sedikit cairan dari penisnya sebagai pelumas. "Ini akan sedikit sakit"
Taehyung memasukkan penisnya perlahan, bersama itu ia mencium Jungkook untuk mengalihkan fokus Jungkook padanya. ia menggeram rendah, merasakan penisnya yang terhimpit dinding lubang anal Jungkook, merasakan nyeri sekaligus nikmat.
"Tenang, tarik nafasmu perlahan" bisik Taehyung di depan bibir Jungkook, ia menghujani wajah Jungkook dengan ciumannya, memberikan kata-kata penenang agar Jungkook tidak terlalu mencengkramnya di bawah sana.
Jungkook merasakan lubangnya terasa sangat penuh, ia berpikir bahwa penis Taehyung telah masuk sepenuhnya disana, terdiam. "Gerak, gerakan Taehyung" ucapnya terbata.
Perlahan Taehyung menggerakkan penisnya di lubang Jungkook, ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Berbeda dengan Jungkook yang merasakan lubangnya penuh dan sakit, hingga saat Taehyung menghentaknya di satu titik, membuat ia tanpa sadar mendesah penuh nikmat.
"Apa disitu?"
Jungkook mengangguk, "Ya, lebih cepat. Ahng!"
Keduanya saling beradu, mencari kenikmatan bersama, saling memeluk sekedar menyalurkan kebutuhan, hingga tak sadar telah mencapai titik puncak dimana kedua cairan putih itu keluar secara bersamaan.
Jungkook yang kini tubuhnya dipenuhi peluh dan cairan putih di dada, perut, serta lubang analnya. Menghirup oksigen disekitarnya, dadanya naik turun seirama dengan pria yang baru saja memenuhi analnya dengan cairan yang tak tanggung banyaknya.
Taehyung menopang tubuhnya dengan kedua tangannya, menatap Jungkook yang kondisinya tak jauh beda dengan dirinya. Ia hendak mencium bibir Jungkook, mengucapkan betapa hebatnya ia dalam memuaskan dirinya, betapa nikmatnya ia merasakan sex ini dengannya.
Tapi Jungkook malah mendorong tubuh Taehyung, duduk diatas perut pria yang lebih tua, melepaskan tautan diantara keduanya dengan paksa. Mau tak mau cairan di lubang anal Jungkook keluar begitu saja, mengalir di paha dalamnya dan perut Taehyung.
Tatapan matanya begitu membara, ia memaksa Taehyung membuka mulutnya, menarik sejumlah energi iblis dari tubuh Taehyung. Seperti seekor hewan yang kelaparan selama berhari-hari, Jungkook dengan rakus mengambil energi dari tubuh Taehyung hingga pria itu kewalahan. "Jungkook, hentikan!"
Jungkook tak mendengarnya, ia kembali menyerang Taehyung. Tatapan matanya yang awalnya sayu kini berubah tajam seperti seorang pemangsa yang telah menemukan mangsanya.
Taehyung menghindar, "Jeon Jungkook!"
Ia terus berusahan menyadarkan Jungkook dengan memanggilnya, namun hal itu sepertinya tidak berpengaruh sehingga dengan terpaksa ia memukul tengkuk Jungkook, membuat pria itu jatuh pingsan di pelukannya.
-----
Belum di cek apakah ada typo, tolong ingatkan Chia ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak karena besok senin
KAMU SEDANG MEMBACA
Gražuolė | Taekook ✔️
Fanfic[Completed] Begitu Taehyung menyentuh Jungkook, ia mengetahui terdapat dua jiwa dalam diri Jungkook yang sedang bertarung memperebutkan raganya. Satu jiwa seorang demon dan yang lainnya jiwa milik seorang dewa, yang mana keduanya selalu bertentangan...