Pria melihat sesuatu secara visual, misalnya seseorang dengan paras cantik yang memberikan perhatian penuh dan pelukan hangat.
Jungkook menyalakan pematik apinya, mengarahkan pada sebatang rokok di bibir seorang pria. Ia tersenyum saat pria itu menyentuh pahanya, mengelusnya dengan perlahan seakan tengah membayangkan menyentuh kulit mulus itu secara langsung.
"Tuan, aku melihat kau membawa banyak pengawal. Apa kau orang penting?" Tanya Jungkook.
Pria itu tertawa, "Aku bukan orang penting, tapi aku bisa memberimu banyak uang" katanya.
"Benarkah?"
"Hm, berapapun yang kau inginkan, asal dengan satu syarat"
Jungkook mencondongkan tubuhnya ke depan. Ia sudah tahu kemana arah pembicaraan ini akan berakhir, namun ia tetap bertinglah seolah ia tidak tahu. "Apa itu, Tuan?"
Pria itu melihat Jungkook dari ujung kepala hingga kaki. Jungkook hanya mengenakan sebuah celana hitam ketat dan kemeja putih yang kebesaran, seperti seorang yang sudah sangat ahli, pria itu berkata: "Tidak sulit, kau hanya perlu memberikanku tubuhmu setiap kau membutuhkan uang"
"Berapapun?" Tanya Jungkook memastikan.
"Kau tidak percaya padaku?" Tanya pria itu. Ia mengeluarkan dompet hitamnya, mengambil sebuah kartu hitam. "Ini bisa menjadi milikmu jika kau menyetujui persyaratan itu"
Jungkook tersenyum, ia hendak mengambil kartu itu saat pria tersebut menariknya menjauh. Jungkook cemberut.
Pria itu memberikan Jungkook kode dengan kedua matanya, ia ingin Jungkook melakukan persyaratan sebelum mendapatkan kartu hitamnya.
Jungkook, "Ah~" Ia melepas beberapa kancing kemejanya, berdiri lalu duduk di pangkuan pria itu dan mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. "Begini?" Tanyanya.
Pria itu tertawa, ia memberikan kartu hitam kepada Jungkook dengan cara yang tak biasa. Ia menyelipkan kartu itu dibagian belakang celana Jungkook, tangannya kemudian turun untuk meremas kedua pantat Jungkook. "Ahn" desah Jungkook.
Pria itu mendekatkan bibirnya pada bibir Jungkook. Melihat hal itu, Jungkook tersenyum miring lalu mengambil inisiatif untuk meniupkan sebuah sihir kepada pria itu.
Pria itu tiba-tiba merasakan sesak di dadanya, ia memegang jantungnya yang berdegup begitu kencang. "K-kau!" Ucap Pria itu. Namun sebelum ia sempat mengatakan apapun, Jungkook meletakkan tulunjuknya di kening pria itu hingga si pria kehilangan kesadarannya.
"Apakah dia mati?" Tanya seseorang di sudut paling gelap ruangan itu, Yeonjun.
"Apa kau melihatnya?" Tanya Jungkook tanpa melihat Yeonjun. Ia memalingkan wajahnya, tak punya cukup nyali untuk membiarkan Yeonjun melihatnya bertingkah seperti seorang jalang hanya demi sebuah nyawa.
Yeonjun menjawab dengan terbata, "T-tidak! A-aku b-baru juga sampai"
Jungkook menggelengkan kepalanya, ia merapikan pakaiannya, mengambil sebuah botol kecil dari tangan Yeonjun. "Dia Benjamin, seorang pejabat korup, harusnya jiwanya penuh dengan dosa. Bantu aku mengambilnya?"
Yeonjun meletakkan jari telunjuknya di kening Benjamin, kemudian menarik sebuah energi dari pria itu dan memasukkannya ke dalam botol. Hal yang sama ia lakukan di dada Benjamin, tepat dimana jantungnya berdetak.
"Pastikan tidak ada sedikitpun yang tersisa" Kata Jungkook.
Yeonjun menatap jantung Benjamin, dalam hitungan menit harusnya itu akan berhenti berdetak. Ia melihat Jungkook dengan mata sedih. "Jantungnya tidak bagus, beberapa bagian sudah rusak"
![](https://img.wattpad.com/cover/257857229-288-k962626.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gražuolė | Taekook ✔️
Fiksi Penggemar[Completed] Begitu Taehyung menyentuh Jungkook, ia mengetahui terdapat dua jiwa dalam diri Jungkook yang sedang bertarung memperebutkan raganya. Satu jiwa seorang demon dan yang lainnya jiwa milik seorang dewa, yang mana keduanya selalu bertentangan...