☠ { DUA PULUH TIGA }

22 8 18
                                    

LANJUT GAK NIH KISSNYA????
.
.
LANJUT DONG..
MASA NGGAK 🤣

Tubuh Naya menegang seketika, kedua bola matanya melotot bersamaan dengan bibir Edam yang menyentuh permukaan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Naya menegang seketika, kedua bola matanya melotot bersamaan dengan bibir Edam yang menyentuh permukaan bibirnya. Cowo itu semakin menekankan bibirnya yang membuat Naya sepontan mendorong pundak Edam agar melepaskan ciumannya.

Tetapi jauh diluar dugaan, Edam menepis tangan Naya. Tangan kiri Edam memegang tengkuk leher Naya, membuat Naya tidak bisa berkutik sama sekali.

“Eeeeuummmmbbbb…”
Naya mencoba berteriak agar Edam melepaskan ciumannya, tetapi cowo itu malah memperdalam ciumannya. Edam mulai melumat lembut bibir Naya.

Memasukkan lidahnya kedalam mulut Naya membuat gadis itu mencengkeram lengan Edam. Menutup matanya rapat pasrah dengan apa yang dilakukan Edam terhadap mulutnya.

☠☠☠

Edam terganggu dalam tidurnya yang tenang. Ia perlahan membuka matanya saat bau harum terlintas di hidungnya. Kemudian senyuman terukir diwajahnya saat melihat gadisnya yang sekarang tengah berkutik didepan kompor.

Edam mulai berjalan mendekati gadisnya yang sampai sekarang belum menyadari bahwa dirinya sudah bangun. Lalu ia memeluk pinggang gadis itu dan menaruh kepalanya di pundak kecil Naya.

“Hmm… lagi masak apa sihh??”
Naya terkejut saat tiba-tiba Edam memeluknya. Rada sedikit geli jika Edam seperti ini.

“Di kulkas mu cuma ada roti, sama sosis jadi aku cuma bisa buatin sandwich.”

“Ohh gapapa kok, asal kamu yang buatin.”
Dasar! Bisik Naya dalam hatinya.

Dirasa sandwich yang dia buat sudah selesai. Naya memutar badannya lalu menyodorkan piring berisikan sandwich ke dada bidang Edam.

“Pake baju dulu, baru boleh makan.”
Edam tersenyum menahan tawa, kemudian menerima piring berisikan sandwich itu.

“Okeh!”

☠☠☠

Di pertengahan mereka makan, terdengar suara ponsel berdering membuat mereka menghentikan aktifitasnya seketika. Edam pun berjalan ke sofa untuk mengambil ponselnya. Setelah tahu siapa yang menelponnya, moodnya langsung berubah seketika.

“Hmm??”

“Den, sakitnya Tuan Amar semakin parah Den. Tadi abis muntah cairan warna hijau gitu Den. “

“Yaa terus kenapa?”

“Anda harus segera pulang Den, mungkin anda tahu cara menyembuhkan Tuan Amar.”

EDAM (nyala api) [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang