☠ {DUA PULUH SATU}

25 11 1
                                    

HOLAAAAAA ^^
AUTHOR CUMA NGASIH TAU AJA NIH, ABIS INI BAKALAN ADA YANG 'MATI' ☠️
HIKS!!

HOLAAAAAA ^^AUTHOR CUMA NGASIH TAU AJA NIH, ABIS INI BAKALAN ADA YANG 'MATI' ☠️HIKS!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shitt!! Edam mengumpat dalam hatinya berkali-kali karena kebodohan dirinya. Kenapa dirinya dipermainkan dengan semudah ini. Sial!! Ia gagal dalam menjaga Naya.

Edam merogoh sakunya untuk mengambil ponsel dengan sesekali melihat kearah jalanan. Tangan kirinya fokus memegang setir mobil, dan tangan kanannya sibuk mencari nama Ara di kontaknya. Setelah menemukan nama cewe itu, ia langsung menekan tombol telfon.

☠☠☠

"Aahh ternyata lo sudah bangun. "
Ucap Angga yang dengan tiba-tiba masuk kedalam kamar Naya. Angga melihat Naya yang sekarang tengah berdiri memandangi keluar jendela.

Naya terkejut setelah mendengar suara Angga, ia pun buru-buru menoleh ke sumber suara.

"Kenapa nggak dimakan? "
Tanya Angga setelah melihat bubur dan segelas susu yang masih utuh.

Disana Naya hanya terdiam tidak menyahut perkataan Angga sama sekali. Sedetik kemudian terdengar deringan dari ponselnya yang tergeletak begitu saja di kasur.

Naya langsung mengambil ponselnya itu dan betapa terkejutnya saat mendapati bahwa Edam lah yang saat ini tengah menelponnya.

Angga yang melihat perubahan ekspresi wajah Naya itu seketika tersenyum miring. Ia tahu siapa yang menelpon Naya.

"Kenapa nggak diterima? "
Melihat gadis itu yang diam dengan wajah penuh ketegangan membuat ia semakin ingin menakutinya. Ia berjalan mendekat dengan tatapan yang tak lepas dari manik mata gadis itu.

"Mau gue bantu ngomong? "
Tanya Angga lagi saat ia sudah berada tepat di depan Naya. Tanpa menunggu jawaban gadis itu, ia langsung mengambil ponsel dari genggaman Naya. Saat ia hendak menggeser tombol warna hijau, panggilan itu keburu mati terlebih dahulu, dan itu membuat ia merasa kecewa.

"Yahh mati. "
Namun sedetik kemudian, deringan itu kembali terdengar dan Naya dengan cekatan langsung mengambil kembali ponselnya tetapi ia hanya membiarkan deringan itu berjalan, ia tidak ada niatan sama sekali untuk menerimanya.

"Keluar dari sini!! "
Ucap Naya tegas.

"Lo yakin dengan tidak menjawab telponnya, pacar lo akan tenang, hmm?? "
Tanya Angga dengan mengakhiri senyum mengejek. Kemudian ia berjalan keluar kamar dengan santai.

☠☠☠

Disisi lain Edam dengan tingkat kegelisahan yang paling tinggi, ia sampai membuang ponselnya ke samping, karena Naya tidak kunjung menerima panggilan darinya.

"AAAKHHHHH!!! ANGGA BANGSAT!!!! "
Teriak Edam sangat keras bersamaan dengan perubahan warna bola mata yang menjadi merah.

EDAM (nyala api) [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang