☠ {DUA PULUH SEMBILAN}

17 3 0
                                    

5 hari kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 hari kemudian.

“Dam kita jadi cerita ke mereka kan?”
Tanya Naya kepada Edam tepat setelah bel istirahat berbunyi.

“Hmm.”
Setelah mendapat jawaban singkat dari Edam, Naya pun segera keluar kelas untuk menemui kedua sahabatnya diikuti dengan Edam dibelakangnya.

Tepatnya kemarin malam, Naya berdiskusi dengan Edam mengenai permasalahan apa yang sedang ia dan Edam hadapi, dan masalah Eris yang telah menghilang dari sekolahan seperti ditelan bumi. Padahal memang aslinya telah lenyap dimakan abu.

Sebenarnya Edam sedikit ragu untuk menceritakan identitasnya, dan tentang dunia fantasi yang memang manusia normal belum ada yang tahu. Ia takut kedua sahabatnya itu melarang Naya berhubungan lagi dengannya setelah tahu bahwa dirinya manusia setengah iblis yang memang membutuhkan tubuh Naya untuk kelangsungan hidupnya. Meskipun ia bersumpah dan berjanji tidak akan melakukan hal tersebut. Tetapi jika Edam tidak menceritakan yang sebenarnya, disisi lain ia juga membutuhkan bantuan dari kedua sahabat Naya untuk membantunya menjaga Naya. Ia yakin Angga telah merencanakan balas dendam yang sangat tidak terduga kali ini.

Sudah 5 hari Edam menunggu pergerakan dari Angga ataupun Felan, dan sudah 5 hari ia benar-benar menjaga ketat Naya. Tetapi selama 5 hari itu tidak muncul sama sekali pergerakan mencurigakan dari 2 kaum jin tersebut. Sangat aneh, karena tidak biasanya Angga menunda balasa dendamnya sampai berhari-hari.

“Yuri Freya.”
Seru Naya saat dirinya dan juga Edam sudah berada di kantin. Beruntung ia saja langsung menemukan kedua sahabatnya, sehingga ia tidak perlu bersusah paya untuk mengelilingi sekolahan agar menemukan mereka berdua.

Disana Yuri dan Freya hanya menatap terkejut karena kedatangan Naya yang tiba-tiba. Tetapi Naya tetap pada wajah tersenyumnya meskipun lelaki disampingnya tetap memasang wajah tak acuhnya.

“Aku dan Yedam akan menceritakan yang sebenarnya ke kalian hari ini. “

☠☠☠

Kini mereka berempat berada di tempat aula pertemuan yang biasanya digunakan untuk acara-acara penting sekolahan. Freya yang mengusulkan untuk ke tempat aula, karena memang tempat itulah yang menurutnya paling aman.

“Yaudah cepat ceritakan.”
Ucap Freya saat mereka berempat duduk berhadapan. Yuri bersebalahan dengan Freya, sementara Naya bersebelahan dengan tentu saja pacarnya, siapa lagi jika bukan Edam.

Naya melirik Edam setelah mendapat suruhan dari Freya. Sementara Edam hanya diam tanpa membuka sama sekali. Padahal Naya berharap Edam yang membuka suara terlebih dahulu, tetapi cowo itu malah tidak peka.

“Lahh kok malah tatap-tatapan, jadi cerita apa nggak nih?!”
Ucap Yuri sedikit menggertak, karena mulai kesal dengan Naya yang tak kunjung bercerita.

EDAM (nyala api) [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang