40. 12:30

294 42 21
                                    


Happy Reading

Semilir angin menerpa rambut kecoklatan milik wanita cantik, bernama Kim So Eun. Ia sudah melepas heels hitam dengan tinggi 7 cm nya untuk memudahkannya melangkah diantara tumpukan pasir pantai yang halus. Langkahnya memang terlihat mantap, namun berbeda dengan dibalik hatinya yang sedang berderu, membuncah entah karena hal apa. Satu yang ia yakini, mungkin niatnya menyusul seseorang di depan sana memang sudah sebuah kesalahan.

Kim So Eun dapat melihat, seorang pria tinggi berdiri di pinggiran pantai, badannya tegap, bahunya lebar, dan tatapannya sangat lurus menatap ombak kecil yang sedikit menerpa kaki jenjangnya. Dan jantung So Eun lebih dari sekedar berdegup.

"Hal apa lagi yang akan kau bicarakan?" setelah sudah berada di samping pria itu So Eun langsung saja bertanya. Tanpa sedikitpun niat untuk menoleh.

"Apa kabar Kim So Eun?" pria itu berpaling agar bisa melihat wajah So Eun. Seraya memamerkan senyum hangatnya. Pertanyaan itu harusnya sudah ia dapatkan jawabannya ketika melihat langsung sosok wanita itu berdiri tegap, masih dengan wajah cantik dan terlihat angkuh.

"Jangan membuang waktuku, Choi Woo Sik," So Eun menjawab dengan ketus. Ia tahu bukan seperti itu harusnya ketika baru bertemu lagi dengan teman lama.

"Apa Kim Bum sudah memberitahumu?" nama yang sangat tak diharapkan So Eun justru meluncur begitu saja. Ada gemuruh tak terima, ada sengatan yang tak tahu berasal dari mana. Kim So Eun sangat membenci perasaannya yang seperti ini.

"Perihal pernikahannya?" Kini So Eun memutuskan untuk menatap Woo Sik. Dan pria itu hanya mengangguk pelan. Dulu, Kim So Eun, Kim Bum dan Choi Woo Sik adalah seorang teman. Tidak, mereka tidak terjerat cinta segitiga. Hanya saja memang ada perasaan spesial yang Kim So Eun rasakan pada Kim Bum. Lalu bagaimana Kim Bum? Bahkan sampai detik ini saja So Eun sama sekali tidak yakin akan seperti apa perasaan Kim Bum.

"Ku rasa sudah seharusnya kau akhiri sampai disini, So Eun." Woo Sik berujar pelan. Tatapannya sangat dalam menembus retina mata So Eun.

"Kenapa harus aku? Aku sama sekali tidak memulainya lalu mengapa harus aku yang mengakhirinya?" Nada bicara So Eun sudah mulai bergetar. Tak habis pikir akan ucapan Woo Sik barusan.

Cho Woo Sik hanya mampu menghela nafas gusarnya ketika menatap mata So Eun yang sudah mulai memerah. Selain karena terpaan angin pantai, pembicaraan ini juga pasti sudah membangkitkan emosi dalam diri wanita cantik itu. "Kim Bum akan menikah, So Eun. Dan kau berhak mendapatkan bahagiamu juga." Woo Sik berusaha berucap dengan pelan, walau benaknya juga menyerukan kegelisahan. Ia sama sekali tak ingin membuat wanita cantik yang sudah berteman lama dengannya itu harus menangis.

"Apa karena akhirnya ia menikah dengan adikmu?' tanya So Eun sarkas. Dan pertanyaan itu tepat menusuk dalam relung Woo Sik. Jika harus menikah dengan wanita lain, mungkin Woo Sik tidak akan menghadapi hal seperti ini. Namun, yang diucapkan So Eun benar. Kim Bum akan menikah dengan adiknya, itulah yang membuatnya seolah sulit dalam situasi ini. Apalagi, So Eun juga kenal baik dengan adiknya.

Dapat So Eun rasakan pergelangannya ditarik seseorang. Sehingga kini So Eun harus berhadapan dengan seseorang yang bahkan tidak ingin ia temui saat ini.

Kim Bum berdiri dengan gagah di hadapannya. Tapi kilatan matanya sangat sayu, ada lingkaran hitam dibawah kelopak matanya.

"Kita selesaikan semuanya, So Eun." ujar Kim Bum. So Eun yang mendengar itu hanya bisa terkekeh kecil, seolah terdengar jika So Eun akan menghancurkan niat pria itu.

"Ucapanmu seolah aku adalah peran antagonis disini,"

"Maaf atas semuanya, So Eun." Kim Bum berucap lirih. Tangannya menggenggam bahu ringkih So Eun. Dulu, bahu ini yang selalu Kim Bum rangkul.

Kumpulan Drabble BumSsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang