48. Friend Goals

456 55 26
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

Dijodohkan? Peristiwa tidak asing yang selalu ada di sekitarku. Banyak cara Tuhan mempertemukan kita dengan pasangan. Menurutku dijodohkan pun bukan sesuatu yang buruk. Tapi, pernahkah kau berpikir akan dijodohkan dengan Kakak sahabatmu? Lalu dengan drastis persahabatan mu berubah menjadi saudara ipar!

Tidak! Aku tidak pernah memikirkan hal tidak masuk akal itu.

Sebaik apapun hubungan ku dengan keluarganya, menjadi bagian dari mereka sama sekali bukan tujuan ku. Aku melenguh malas, memikirkan hal yang masih belum masuk dalam nalarku.

"Cepatlah, So Eun!" seruan ibu ku di depan membuatku berjengit kaget. Katanya kita sekeluarga, ibu, aku, ayah serta kakak ku harus bergegas pergi. Kemana? Tentu ke rumah sahabat ku itu!

"Jangan membuang waktu ku, So Eun!" akhh sungguh aku sangat benci situasi ini. Gerutuan kakak ku tadi membuatku makin kesal. Dengan langkah gontai ku buka pintu kamarku, lalu menutupnya sedikit kencang. Menunjukkan keengganan ku untuk pergi bersama mereka.

"Kau kenapa, Nak? Kita kan hanya akan ke rumah, Kim Bum." ayah bertanya ketika paham apa yang aku rasakan. Benar, memang kita hanya akan ke rumah Kim Bum, tapi tujuannya tidak seperti biasanya!

"Tidak bisa kah kalian pikir matang-matang dengan tujuan kalian kesana?" aku bertanya dengan sedikit nada memohon, menatap dengan penuh ke arah ibu dan ayah.

"Kau tidak senang ke rumah Kim Bum? Bukan kah kau sangat betah jika tinggal disana?" mata ku menatap tajam ke arah kakak ku yang baru saja menyerukan pertanyaan yang memang sangat aku benarkan.

"Sudahlah, kita bicarakan saja nanti disana. Kita sudah janji untuk makan malam bersama 'kan. Jangan sampai mereka menunggu kita terlalu lama." Ibu sudah berjalan lebih dulu, memakai sandalnya lalu masuk dalam mobil.

Tak ada gunanya kau memohon, So Eun. Batinku frustasi.

Setelah perdebatan yang hanya aku lah pelaku nya, kini semua orang yang katanya sudah berjanji untuk makan malam bersama sedang tertawa. Aku tak tahu apa yang mereka tertawakan.

"Kau datang bulan?" ku rasakan bisikan di telinga kananku. Lalu tanganku yang sedari tadi hanya mengetuk meja kesal di genggam oleh sebuah tangan kekar. Aku menoleh, mendapati pria yang sudah tujuh tahun ini melakukan hal yang sama.

"Diamlah!" gerutuanku mampu menjawab pertanyaannya.

"So Eun apa makanan nya tidak enak?" ku alihkan pandangan ku ketika ada suara lain yang menginterupsi. Ibu Kim Bum bertanya, lalu ku lihat lagi piringku yang masih menyisakan cukup banyak makanan.

"Akan ku habiskan, Bi." tanpa babibu, ku lanjutkan lagi makanan ku.

***

"Bagaimana, So Eun?" aku yang masih asik menikmati genggaman tangan pria di sampingku seketika menoleh kaget. Hampir seluruh pasang mata menatapku, dengan gerakan senatural mungkin ku coba lepaskan genggaman tangan yang sedari tadi kita sembunyikan di bawah meja.

Aku bingung harus menjawab apa, karena sedari tadi aku memang sama sekali tidak fokus pada pembicaraan para orang tua itu.

"Jawablah, So Eun." seruan itu berasal dari arah pria di sampingku. Sial, kenapa sekarang dia juga ingin memojokkan ku.

"Apa aku membuatmu tidak nyaman?" kini pertanyaan lain keluar dari mulut pria tampan yang duduk tepat di hadapanku.

"Ah tidak," dengan cepat aku berusaha mengelak. Mana mungkin kedatangannya membuatku tidak nyaman. Setelah bertahun-tahun menantikan hal ini. Hanya saja, ini semua terlihat canggung.

Kumpulan Drabble BumSsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang