42. Story of My Life (2/3)

399 50 12
                                    

Happy Reading

Waktu menunjukkan pukul 05.30 pagi dan hari ini adalah weekend. Aku sudah rapih dengan setelan olahraga. Ya, aku berniat untuk jogging agar melupakan kejadian seminggu lalu yang merusak semua konsentrasiku. Ibu sudah beberapa kali menghubungi ku untuk pulang ke rumah. Namun ku rasa itu bukan hal yang baik. Yang ada aku akan dicecar habis-habisan oleh pertanyaan ibu yang masih sama. Apakah aku mengharapkan untuk bisa bertunangan dengan Kim So Eun? Jika situasinya tidak seperti ini maka aku dengan tegas akan menjawab iya, tapi melihat kenyataan bagaimana So Eun sudah terikat membuatku menahan diri untuk tidak egois.

Jauh sebelum aku jatuh hati, So Eun sudah pasti jatuh cinta pada prianya. Jauh sebelum aku yang ingin membahagiakannya, So Eun sudah lebih dulu bahagia bersama pria pilihannya. Tidak, aku tidak diajarkan untuk menjadi perebut. Mungkin memang benar jika aku hanya jatuh hati, akan semua kelemahan yang sempat ku lihat, hingga aku ingin menguatkannya.

Masih terlalu dini memang keluar di jam segini, masih dapat ku lihat jika langit masih menggelap. Langsung saja aku memakai sepatu olahragaku dan keluar apartement.

*

Peluh ku sudah cukup berkeringat. Ternyata tidak buruk jika Jogging sendirian dan hanya di temani dengan earphone berwarna putih yang masih bertengger indah di kedua telingaku. Aku menepi, ketika ada kursi duduk. Bodohnya aku adalah tidak membawa air mineral. Kini dapat ku rasakan jika haus melanda tenggorokanku. Dan aku melihat ke segala penjuru taman jika tidak ada yang menjual air mineral. Ku rasa toko swalayan pun jauh dari tempatku duduk saat ini.

Tiba-tiba saja aku melihat jika ada uluran tangan menyerahkan botol air mineral di depanku. Langsung saja aku mendongak, melihat siapa pelaku yang telah berbaik hati ingin memberiku sebotol air.

"Minumlah," ucapnya dengan suara lembut.

Astaga, So Eun. Bagaimana aku tidak jatuh hati jika mendengar suara lembutnya saja bisa membuat bulu kudukku merinding

"Aku tahu kau haus dan tidak bawa minumkan, cepatlah ambil." Kini So Eun membuka tutup botol itu. Lalu menyerahkan nya lagi dihadapanku.

Dengan kikuk aku mengambilnya dan langsung ku teguk hingga tandas setengah. Benar, ternyata aku haus sekali. Ku lirik So Eun yang masih berdiri di hadapanku sambil tersenyum kecil.

Kau benar-benar menggelikan, Kim Bum. Batinku menjerit.

"Aku baru pertama kali melihatmu jogging disekitar sini. Apa aku benar?" Tanya So Eun. Aku mengangguk membenarkan. Tiba-tiba ku rasakan jika kursi di sebelahku seperti ada yang menduduki.

Ku lirik sebelah kiri ku dan benar ada seorang gadis yang menatapku geli. Bukan tatapan yang biasa ku dapatkan dari beberapa wanita yang melihatku. Dengan tubuh atletis yang aku punya serta dengan potongan perut yang six pack harusnya sudah membuat gadis dihadapannya ini menatap penuh godaan. Bukannya menatap geli seperti yang dilakukannya sekarang.

"Aku Kim Hye Yoon," tangan gadis itu mengangkasa. Menunggu aku membalas uluran tangannya. Aku sempat berkerut bingung. Namanya tidak asing, seperti pernah mendengarnya.

"Dia adik bungsu ku," ujaran So Eun sudah menjawab guratan tanya yang terlintas dalam benakku. Dan dengan segera aku menerima uluran tangannya. Jemari nya sangat kecil ketika ku genggam.

"Jadi kau yang sempat ingin menjadi kakak iparku, tapi tidak jadi." ucap Hye Yoon sambil melapaskan genggamannya.

Ucapannya memang benar adanya tapi perlukah di pertegas lagi seperti itu. Gadis ini cukup menyebalkan ternyata.

"Hye Yoon jangan bicara seperti itu," oh suara lembut itu mengintrupsi. Lalu dengan cepat Hye Yoon meminta maaf. Sedangkan dapat ku lihat jika So Eun masih betah berdiri di posisinya.

Kumpulan Drabble BumSsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang