34. Beautiful

1.8K 142 23
                                    

Happy Reading

Duduk manis di salah satu bangku cafe yang ada disudut kota. Aku menatapnya, pria berbaju hitam longgar. Seketika aku jatuh pada pesonanya. Aku mencintainya karena diriku sendiri, bukan karena paksaan. Jatuh cinta pada pandangan pertama, mungkin itulah yang kualami saat ini.

Dia berjalan dengan ketiga temannya yang ku anggap ketampanannya masih dibawah pria berbaju hitam pilihanku itu. Aku menatapnya intens. Aku berpikir mungkin mataku tidak berkedip sama sekali.

Seketika mataku menangkap objek lain. Ada seorang wanita berbaju biru dengan rambut sebahu berjalan dihadapan mereka, empat pria tampan itu. Aku berusaha tidak memperdulikan sosok wanita itu. Tapi lihatlah! Pria berbaju hitam kesukaanku itu justru sedang menyanyikan sebuah lagu romantis yang diperuntukkan untuk wanita itu.

Sial, umpatku dalam hati. Wanita itu tersenyum bahagia. Dan aku hanya bisa duduk di tempatku sambil memerhatikan kegiatan mereka. Aku berusaha bersikap wajar karena pada nyatanya aku tidak mengenal mereka. Tapi aku menyukai pria berbaju hitam itu. Dia sangatlah tampan.

Lihatlah lagi! Bahkan ketiga temannya itu ikut andil dalam bagian lagu yang akhirnya mereka nyanyikan bersama.

Beruntung sekali wanita itu, batinku kembali berseru. Aku tidak benci pada wanita itu hanya saja ia sangat beruntung.

Tatapan pesonaku dengan mata berbinar dan wajah merona tidak lepas dari sosok pria berbaju hitam yang sangat tampan itu, terlebih dengan pipi yang dihiasi lesung pipi. Menatapnya dari balik kacamata minusku yang membantu untuk mencerahkan penglihatanku.

Oh dear! Lihatlah lagi! Tangan pria itu, menggandeng tangan sang wanita. Keluar sudah helaan nafas kecewaku. Haruskah mereka bergandengan seperti itu? Ini jalanan umum! Baru saja aku jatuh cinta, apa secepat ini harus dihempaskan?! 

Bukan hanya pria tampan itu, temannya yang berbaju merah justru merangkul sang wanita masuk ke sebuah toko aksesoris yang berada di sebelah di seberang tempatku duduk saat ini. Dari tempatku, aku masih bisa melihat kegiatan mereka.

Mereka tampak asyik memilihkan beberapa aksesoris yang cocok untuk wanita itu. Dan aku hanya mampu meringis di tempat dudukku sambil sesekali meminum lemon tea dengan perlahan.

Kenapa harus pria kesukaanku yang menggandeng wanita itu keluar?

Sampai pada akhirnya aku melihat mereka berempat memohon pada sang wanita agar menatap mereka satu persatu dan menerima perasaan yang tadi mereka ungkapkan melalui lagu yang mereka nyanyikan. Aku berdecih, melihatnya.

Salah satu diantara empat pria itu dengan beraninya memeluk sang wanita. Heol! Apa-apaan itu. Aku membekap mulutku kaget. Ku kira wanita itu akan membalas pelukan pria berambut agak kemerahan itu, tapi ternyata justru dia mendorong pria itu agar melepaskan pelukannya dan menatap dengan tatapan kesal.

Ku rasa wanita itu mulai jengah dan geram walau pada nyatanya diawal tadi dia menikmatinya. 

Wanita itu melenggang pergi, meninggalkan empat pria tampan itu tanpa sepatah katapun. Kasian sekali, gumamku disaat melihat ekspresi keempat pria itu yang lusuh.

Hingga pada akhirnya aku tersenyum senang karena wanita itu pergi begitu saja. Dan aku akan berusaha untuk selalu bisa melihat pria tampan berbaju hitam yang kusukai itu.

Berakhirlah sudah sebuah tayangan Music Video yang tayang disalah satu stasiun televisi. Tertera nama
BANGTAN BOYS (BTS) - BEAUTIFUL.

-SCun89

"So Eun! Kim Bum sudah menunggu!" teriakan seorang wanita paruh baya menggema hingga ke kamar So Eun. Ia mendengus sebentar, untung cerita nya sudah selesai. Segera ia matikan laptop yang berisi ratusan video boyband kesukaannya, ribuan fotonya, dan puluhan cerita buatannya.

Ia segera bergegas turun. Kim Bum, sang pacar kesayangannya itu sudah menunggu. Mereka berniat akan berkencan malam ini.

"Malam, sayang." sapa So Eun begitu bertemu Kim Bum. Tanpa menyadari jika raut wajah Kim Bum sudah ditekuk sejelek mungkin.

"Lama sekali, Kim Bum sudah menunggu dari tadi." ujar ibu So Eun sedikit kesal, pasalnya anak gadisnya itu memang selalu telat jika memiliki janji dengan Kim Bum. Alasannya selalu sama, ia sedang membuat cerita.

"Ayo pergi," Kim Bum melenggang keluar dengan cepat. Tanpa membalas sapaan So Eun atau menggandeng tangannya. Tenang saja, Kim Bum sudah meminta izin lebih dulu pada ibu So Eun jika ia akan mengajak putrinya keluar.

***

"Marah?" So Eun menatap lekat ke arah Kim Bum yang sedang serius mengendarai mobil. Ia tidak tahu tujuan kencan malam ini akan kemana. Kemanapun, pilihan Kim Bum selalu sesuai dengan selera So Eun.

"Sayang," So Eun berujar semanis mungkin.

Tetap tak ada respon. Kim Bum rupanya sedang merengek.

"Sayangku," So Eun mencolek pipi Kim Bum.

"Turunkan tanganmu, So Eun!" suara berat Kim Bum akhirnya keluar.

"Tidak," So Eun masih saja mencolek pipi Kim Bum. Sesekali mencolek dagunya. Atau menyentuh hidung bahkan bibir seksi Kim Bum.

Kim Bum sedikit mengeram. Ketika tangan So Eun kembali menyentuh bibirnya dengan cepat Kim Bum membuka mulutnya dan menggigit jari telunjuk So Eun.

"Awwww..." So Eun menjerit kesakitan. Ia langsung saja menarik tangannya.

"Jahat sekali," sambil mengaduh So Eun mengusap jarinya. Kim Bum memang tega!

Mobil Kim Bum berhenti. So Eun menatap Kim Bum sengit. Sedangkan Kim Bum tidak menampilkan wajah bersalah sama sekali.

"Sakit?" pertanyaan konyol! Terlihat jelas jika ada bekas gigitan dan berwarna merah di jari telunjuk So Eun.

Kim Bum menarik tangan kanan So Eun. Lalu mengecupnya lembut.

"Kau itu cantik jika nurut akan perkataanku," ujar Kim Bum.

"Jadi tadi itu aku tidak cantik?" balas So Eun dengan nada sengit.

"Iya," jawab Kim Bum santai.

So Eun menghela nafas pasrah. Pacarnya memang luar biasa.

"Boleh aku menciummu?" pinta Kim Bum.

Heol! So Eun mendelik kearah Kim Bum.

"Tidak!" jawaban So Eun begitu tegas.

"Pacarku jelek sekali."

So Eun tak peduli. Tapi di detik berikutnya dapat ia rasakan jika ada sepasang tangan yang memegang kedua pipinya dan memutarkannya ke arah Kim Bum. Hingga akhirnya bibir mungilnya mendapatkan kecupan manis dari sang kekasih.

Kim Bum itu hanya berbohong sebenarnya. Setiap hari hampir sepuluh kali Kim Bum selalu memuji So Eun cantik. Ketemu langsung maupun lewat pesan ataupun di telepon. Kata cantik itu kata pujian Kim Bum dari dulu untuk So Eun.

Bahkan hingga kini, hubungan mereka yang berjalan hampir dua tahun Kim Bum tak pernah lelah mengatakannya. Tadi itu hanya perantara lain. Padahal pagi tadi, Kim Bum sudah mengatakan jika So Eun cantik.

So Eun, cantik. Bangun!

Malam nanti aku akan mengajakmu kencan. Dandan ataupun tidak kau selalu cantik.

Tidak perlu memilih pakaian lama-lama. Pakaian apapun selalu terlihat cantik jika kau yang memakainya.

Aku mencintaimu, cantik.

The End

Hai hai.. Ya ampun ini ngga jelas banget yah.. Dari awal sampai akhirnya.. Sebenernya cerita tentang MV BTS itu udah lama banget dibikin, kebetulan dapet ide buat disatuin sama drabble BumSso jadinya gini deh.. Maaf kalau ngga jelas dan ngga nyambung.. Banyak typo bertebaran juga..

Btw, ada yang suka sama BTS?? Aku salah satu ARMY.. Kalau ada ARMY juga salam kenal yah.. Boleh curhat2 bareng tentang BTS juga ekekekk..

Semoga pada suka^^ ditunggu selalu yah drabble baru selanjutnya.. Jangan lupa vomentnya yah guys..

21 Desmber 2017

Kumpulan Drabble BumSsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang