Happy Reading
🌼🌼🌼
Derap langkah kaki berlarian itu begitu kentara. Dua pasang sepatu convers itu saling beradu kecepatan. Seolah tidak ingin kalah, mengerahkan kekuatan supaya bisa mencapai puncaknya lebih dulu.
“Jangan curang kau, Kim Bum!” teriak So Eun. Nafasnya terdengar tersengal. Tapi ia masih saja berlari. Mengejar sosok pria tinggi yang sedang berlari di depannya.
“Sekali cupu, tetap cupu.” Balas Kim Bum tak kalah keras.
Orang-orang di sekeliling hanya bisa menggeleng lemah melihat kelakuan Kim Bum dan sosok wanita cantik yang berlari mengejarnya.
Bukan anak-anak lagi. Remaja pun sudah bukan. Mereka berdua adalah rekan kerja yang sama-sama sudah dewasa.
Di tempatnya sekarang, mereka berada di sebuah rumah sakit ternama di ibu kota. Benar, mereka lah dokter yang selalu di sanjung dan di hormati oleh para rekannya, para perawat, bahkan para pasien yang terang-terangan memuji mereka.
Memang bukan lagi rahasia tentang sosok dua dokter bermarga sama namun berbeda kelamin itu. Yang ditampilkan hanya keributan, cemoohan, pandangan sengit, dan ujaran benci. Mungkin bagi penghuni rumah sakit sudah tidak akan kaget. Katanya, keributan Kim Bum dan Kim So Eun itu makanan sehari-hari.
“Aku menang!” seru Kim Bum seraya mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Ia sudah berdiri tepat di depan pintu ruangannya. Sambil menatap remeh sosok wanita mungil yang sayangnya sangat cantik itu sambil menjulurkan lidahnya meledek.
Kim So Eun sang dokter anak itu masih terengah. Ia memberenggut kesal lantaran mendapatkan ejekan dari Kim Bum. Selalu seperti ini setiap pagi harinya. Kim Bum selalu mengajaknya olahraga dengan bertanding lari ke ruangan masing-masing. Yang sialnya, ruangan mereka memang berhadapan.
“Satu cangkir kopi hitam untuk hari ini,” setelah mengucapkan itu Kim Bum segera masuk ke ruangannya, meninggalkan So Eun yang bahkan baru saja sampai di depan ruangannya. So Eun mendengus kesal mendengar permintaan Kim Bum.“Kurang ajar!”
•••
“Kim So Eun, sudah lah.” Ara merebut paksa gelas soju yang ada di tangan So Eun. Biasanya So Eun jarang sekali minum banyak seperti ini. Kalaupun memang terjadi, berarti Kim So Eun sedang diambang kemarahan.
“Kim Bum kurang ajar! Aku sangat membencinya! Kim Bum brengsek!” racau So Eun. Bukan sekali dua kali racauan So Eun di dengar. Bisa dikatakan seminggu ya enam harinya lah So Eun selalu memaki Kim Bum.
“Kita pulang So Eun, aku pengang mendengarmu sungguh.” Ara menyerah. Hari ini pun mood nya sedang tidak baik. Ia tidak berniat meladeni racauan So Eun yang tidak pernah jauh-jauh dari sosok Kim Bum. Ara tidak pernah paham bagaimana Kim Bum dan So Eun selama ini. Yang Ara tahu mereka berdua adalah teman dari kecil. Yang orang-orang tahu bahwa mereka adalah rekan kerja. Dan bagi yang pertama kali melihat akan bilang bahwa mereka musuh bebuyutan. Tapi nyatanya, hubungan mereka lebih rumit dari itu.
Dengan berjalan sempoyongan, So Eun berusaha mengenyahkan rasa pusing yang hinggap di kepalanya. Ia sadar bahwa ia sudah sampai di halaman depan apartemennya. Ia hanya perlu masuk lift pencet angka 7 lalu masuk di unit apartemen nya selepas itu ia bebas tidur sampai jam berapapun karena besok jadwalnya ia libur.
Bip Bip Bip
Kim So eun menekan 6 angka sandi apartementnya.
Terbuka. Ya tentu saja, So Eun tidak akan pernah lupa dengan sandi apartemennya sendiri.
Masih dengan pening yang hinggap di kepalanya, So Eun membuka blazer putih yang ia kenakan. Melempar asal, serta melepas dengan sembarang heels nya.
Ia mendekat ke arah sofa, mendudukan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Drabble BumSso
Short StoryBagi yang suka couple BumSso (Kim Bum dan Kim So Eun) dan yang suka baca fanfiction yang singkat, jelas, dan padat silahkan mampir di sini👇 Romantis tipis-tipis lebih greget loh🥰 Peringkat mengesankan #1 BumSso [25/05/2022] #3 Simple [03/02/2022...