05. Love Letter

111 30 5
                                    

Hola aku Ren👋

Jangan lupa tekan🌟yaa!!

Happy Reading:)


Playlist : NCT DREAM - Life Is Still Going On


Walaupun jam masih menunjukan pukul 9 pagi, sinar matahari sudah terasa sangat menyengat sekali, membuat Anaya tak berhenti menyeka keringat menggunakan lengan bajunya.

Laju larinya mulai melamban seiring dengan  jantung nya yang semakin berdegub kencang, Anaya memegang dadanya sambil terus berlari kecil agar Mr.Joan yang tengah berdiri di tepi lapangan tidak memarahinya.

Anaya menoleh saat seseorang mulai berusaha menyamakan laju lari dengan dirinya, dengan sekuat tenaga Anaya berlari menjauh dari Gibran. Lelaki itu tersenyum tipis, ia tidak menyerah dan terus berusaha menyamakan langkah nya dengan Anaya.

"Kenapa lo ngehindar dari gua?"

"Gua ga bakalan bilang siapa siapa, gua cuma mau—"

"APA?" Potong Anaya dengan berteriak, wajah nya menatap lelaki di hadapannya penuh permusuhan, nafas nya semakin memburu bersamaan rasa kesal yang memuncak pada lelaki yang kini malah tersenyum geli kepadanya.

"Nay lo gapapa?" Kirana dan Isabella berlari menghampiri Anaya dengan nafas yang tak kalah memburu dari Anaya.

Saat ini kelas mereka sedang melaksanakan jam olahraga, dan Mr.Joan selaku guru olahraga menyuruh mereka semua berlari mengitari lapangan outdoor GHS selama 15 menit, sontak hal itu membuat para murid merasa sangat kewalahan, di tambah dengan terik nya sinar matahari yang menyengat tubuh mereka semua membuat para murid tak bisa berhenti dari kegiatan menyeka keringat mereka.

Anaya menggeleng kemudian melanjutkan kembali kegiatan berlarinya saat peluit Mr.Joan berbunyi untuk memperingati mereka yang berhenti berlari. Anaya menatap jam yang melingkar di tangannya, ternyata dari tadi ia baru berlari selama 9 menit.

Anaya menoleh kebelakangan untuk memastikan keberadaan Gibran, perempuan itu mendengus malas saat mendapati Gibran yang sedang tersenyum geli kearahnya.

Saat Anaya menyadari jarak Gibran dan dirinya mulai kembali dekat Anaya segera kembali menatap kedepan, berusaha menghiraukan lelaki itu namun naas tiba tiba Anaya malah jatuh tersungkur saat ia tidak bisa menahan lagi rasa pening yang tiba tiba menyerang kepalanya.

Anaya berusaha sekeras mungkin untuk tidak menutup kedua matanya namun percuma, hal terakhir yang perempuan itu lihat sebelum kegelapan mengambil alih semuanya adalah wajah khawatir lelaki yang sejak tadi ia hindari.

"NAYA"

Teman teman Anaya yang lainnya segera menghentikan laju lari mereka dan memilih untuk berlari mendekat pada Anaya yang kini tergeletak di pinggir lapangan, dengan gerakan cepat Gibran segera menggedong tubuh Anaya menuju UKS dengan teman temannya yang lain mengekor di belakangnnya.

"Kalian semua tunggu saya" teriak Mr.Joan

>>>>>>>

"Ini semua pasti gara gara lo Gi"

Gibran menghembuskan nafas nya untuk yang kesekian kalinya, ia lelah mendengar tuduhan Kirana yang menyebutnya sebagai penyebab Anaya jatuh pingsan dan tak sadarkan diri hampir setengah jam lamanya.

"Tadi lo juga denger kan apa kata anak pmr? Dia pingsan gara gara belum sarapan, harusnya lo inisiatip beliin sahabat lo ini makanan ke kantin bukannya ngomelin gua mulu"

Kirana hendak membalas ucapan Gibran namun tangan Isabella yang menarik tangannya membuat ia segera menoleh.

"Yang Gibran bilang bener Ki, kita beli makanan buat Naya aja ayo"

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang