15. Love Letter

81 21 5
                                    

Hola aku ren😉

Jangan lupa tekan🌟yaa!

Happy Reading:)

Playlist: Meghan Trainor - Tittle

"Kak udah ih, maluuu" ujar Anaya yang tak di dengar sedikit pun oleh Dabin yang tengah sibuk membantu Anaya berjalan menyusuri koridor menuju kelas nya berada.

Anaya menghela nafasnya pasrah, sebenarnya Ayah nya sudah menyiapkan tongkat untuk membantunya berjalan namun Anaya menolak memakainya karena ia berpikir jika memakai tongkat akan terlalu mencolok.

"Sampai" ujar Dabin pelan saat mereka berdua telah sampai di depan pintu kelas Anaya yang tertutup.

"Inget kalau kamu butuh sesuatu langsung kabarin kakak, kalau mau ke toilet minta anter Krisna sama Isabella aja, jangan pergi sendirian" Ucap Dabin memperingati Anaya. Sebenarnya itu adalah pesan dari bunda mereka.

"Kirana kak bukan Krisna" ralat Anaya membuat Dabin tertawa pelan. "Ya kakak lupa"

"Anaya" seru Kirana yang baru saja datang bersama dengan Isabella yang berjalan tepat di samping nya.

"Kak" sapa keduanya tersenyum kepada Dabin.

"Kalau gitu kakak pamit dulu"

Mereka bertiga pun mengangguk kompak, Kirana dan Isabella segera berdiri di samping kanan dan kiri Anaya.

"Jadi sekarang Naya bisa cerita kan kenapa kemarin Naya bolos sama Gibran" ucap Isabella.

"Dari kemarin malem gue telpon lo kok ga di angkat angkat sih Nay? Padahal gue udah hampir mati penasaran pengen tau kalian pergi kemana aja" tambah Kirana.

Mendengar kata telpon seketika wajah Anaya berubah, ponsel nya, ia baru sadar sejak pulang bersama dengan Gibran kemarin sore ia belum melihat lagi ponsel nya. Astaga kenapa ia bisa sampai lupa dengan barang paling penting di hidupnya.

Anaya yakin pasti ponsel nya tertinggal di dalam mobil milik Gibran.

"Woi Nay kok malah ngelamun sih?" Kesal Kirana merasa di abaikan oleh Anaya.

"Bantu gue masuk dulu, nanti gue cerita" ucap Anaya membuat Kirana dan Isabella mengerutkan dahi.

"Emang lo kenapa pake segala harus di bantuin?"

"Tulang gue retak, buruan napa bantuin jangan banyak tanya sakit nih" balas Anaya yang akhirnya kesal juga.

Tak mau kena amuk lebih mereka berdua pun segera membantu Anaya berjalan masuk ke dalam kelas.

"Kalau ga bisa jalan ngapain masih maksain sekolah sih?" Guman Kirana yang masih bisa di dengar oleh Anaya.

Dengan bantuan kedua sahabatnya Anaya pun segera duduk di kursi nya, namun pada saat itu juga perhatian nya langsung tertuju pada teman teman nya yang sedang berkumpul di bangku milik Arsen.

"Mereka lagi ngapain sih?" Tanya Anaya pada Isabella. Gadis itu menggeleng pertanda tak tahu. Pandangan Anaya kembali menatap ke arah bangku Arsen.

"Abdi teh ayeuna gaduh hiji boneka"

"Teu kinten saena sareng lucuna"

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang