06. Love Letter

107 31 2
                                    

Hola aku Ren

Jangan lupa tekan🌟yaa!

Happy Reading:)

Playlist : Twice - Fancy

*


"Lo ngapain disini?"

Gibran berjalan mendekat pada brangkar Anaya, laki laki itu tersenyum tipis saat melihat wajah terkejut sekaligus kesal Anaya yang begitu, menggemaskan?

"Dua kali gua liat lo masuk uks, cepet sembuh" ucap nya di sertai senyuman tipis, kemudian setelah itu ia segera pergi keluar dari dalam uks meninggalkan tiga orang perempuan dengan ekspresi yang sulit untuk di artikan.

"Apa?" Ketus Anaya saat Kiran dan Isabella kompak menatapnya.

Keduanya meringis saat mendapat tatapan tajam dari Anaya. Kirana segera menyerahkan semangkuk bubur pada Anaya saat menyadari perempuan itu hendak kembali berbicara.

Anaya menatap curiga pada Kirana, namun dengan senang hati ia menerima bubur yang Kiran berikan. Sungguh saat ini ia sangat lapar sekali, mengingat ia belum sarapan sama sekali.

Anaya memakan bubur pemberian Kirana dengan lahap, namun beberapa detik kemudian ia segera meletakan kembali sendok nya saat seorang murid laki laki dan perempuan berjalan menghampirinya.

"Kamu gapapa kan?" Tanya Dabin dengan raut wajahnya yang khawatir, Anaya mengangguk kemudian tersenyum.

"Lain kali jangan berangkat sendirian lagi, apalagi kamu ga sarapan dulu!"

"Iya iya maaf Naya salah" ucap nya sambil kembali memakan bubur pemberian Kirana.

"Buat kamu Nay, cepet sembuh ya" ucap seorang perempuan di samping Dabin sambil memberikan satu kantung plastik susu pisang kesukaan Anaya.

"Woah susu pisang, makasih kak" ujar Anaya girang membuat Karin tersenyum pada adik kekasihnya itu.

"Sekarang kita ada ulangan matematika, harus cepet balik kelas. Kirana Isabella, kakak titip Anaya oke?"

Kirana dan Isabella mengangguk kompak. "Siap kak"

"Semangat ulangannya kak Dabin, Kak Karin" tambah Kirana. Keduanya pun mengangguk kemudian segera berjalan keluar dari dalam uks.

"Yang kaya barusan tuh baru namanya couple goals. Aaa jadi pengen punya pacar" jerit Kirana gemas.

"Kak Dabin sama Kak Karin beruntung banget bisa saling memiliki" ucap Isabella yang selalu terkagum saat melihat Dabin dan Karin.

"Caelah bel bahasa lo saling memiliki" sahut Anaya di sertai kekehan geli nya.

"Loh emang bener kan mereka tuh saling memiliki dan saling melengkapi"

"Iya deh iya serah lo bel"

>>>>>>>>>

"Sekali lagi lo ngomong gue injek anu lo" sinis Anaya berbisik pada Gibran yang terus merecokinya yang sedang mengisi lembar jawaban ulangan matematika yang tiba tiba di adakan di kelas mereka.

"Lo masih pusing?" Tanya Gibran melihat Anaya yang memijit mijit keningnya.

Anaya menggeleng namun satu detik kemudian mengangguk. "Soal matematika ini bikin gue pusing lagi"

Gibran terkekeh kecil kemudian beralih menatap lembar kertas jawabannya yang terlihat masih kosong, sangkin senangnya menjahili Anaya ia sampai lupa dengan lembar jawabannya.

Raut wajah tengil Gibran seketika berubah menjadi lebih serius saat melihat 25 deratan soal matematika yang mampu membuat lambung nya seketika terasa mual. Anaya melirik ke arah samping, memperhatikan raut wajah tegang Gibran.

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang