17. Love Letter

83 24 2
                                    

Hola aku ren😉

Jangan lupa tekan🌟yaa!!

Happy Reading:)

Playlist : Cartoon - On & On (ft. Daniel Levi)


*

Mobil Farel melaju dengan kecepatan sedang membelah ramainya jalanan ibu kota. Farel tidak berhenti mengajak Anaya untuk berbicara membuat suasana di dalam mobil terasa tidak canggung sama sekali.

Padahal Anaya sempat berpikir jika suatu saat nanti mereka berada di dalam situasi seperti ini mereka akan sangat canggung karena sudah lama tidak pernah berinteraksi secara langsung, tetapi nyatanya tidak. Lelaki itu tetap seperti Farel beberapa tahun lalu yang selalu mengasyikan saat di ajak untuk berbicara.

"Oh itu restoran yang suka kita datengin dulu sama Bunda lo" tunjuk Farel saat mobil nya melewati restoran yang mengusung konsep modern dengan nuansa tropical. Tempat Favorit Anaya.

"Dulu setiap kita berantem pasti Bunda lo selalu bawa kita ke restoran itu" ucap Farel membuat Anaya tertawa.

"Tapi gue masih kesel waktu lo selalu hancurin omurice gue" balas Anaya, kini giliran lelaki itu yang tertawa.

"Lagian lo kalau liat makanan kaya liat soal matematika aja, di perhatiin terus sampai bermenit menit. Kalau udah puas baru dimakan, gue kan jadinya gemes"

Anaya mendengus pelan. "Lo aja yang iseng"

Tanpa mereka sadari perjalanan pulang pun terasa lebih cepat karena percakapan yang tidak kunjung ada akhirnya.

Pegangan tangan Farel mengencang pada stir mobil saat kedua matanya menangkap kehadiran seseorang yang tengah berdiri tepat di depan gerbang rumah Anaya. Farel menoleh menatap Anaya, namun pandangan perempuan itu juga sama tertuju pada seseorang yang tengah berdiri di depan gerbang sana.

Farel segera keluar dari dalam mobil nya kemudian berlari memutari mobil untuk membukan kan pintu untuk Anaya dan membantu perempuan itu berjalan.

Seseorang yang sejak tadi berdiri di depan gerbang pun tersenyum saat melihat mereka berdua berjalan mendekat ke arahnya.

"Syukurlah kalau lo udah balik" ucap Gibran kemudian tersenyum. "Kalau gitu gua duluan" lanjut nya tak memberikan kesempatan untuk Anaya berbicara.

Gibran segera menaiki motor besar nya kemudian segera meninggalkan kediaman Ganendra dengan cepat.

Anaya menghela nafas nya pelan menatap motor Gibran yang perlahan menghilang dari pandangannya, kemudian ia segera berjalan masuk ke dalam pelataran rumah di bantu dengan Farel.

"Lo deket sama dia?" Tanya Farel yang masih cukup terkejut dengan kedatangan Gibran di rumah Anaya. Bukan nya menjawab pertanyaan Farel ia malah balik bertanya pada lelaki itu.

"Farel, lo punya masalah sama Gibran?"

Farel mengalihkan pandangan nya, ia menghela nafas kemudian mengangguk pelan. "Dikit"

"Selagi masalahnya bisa di omongin secara baik baik gue mohon sama lo buat ga berantem sama dia"

"Kenapa? Lo sedih ya liat gebetan lo gue tonjok?" Tanya Farel disertai kekehan pelannya.

Anaya menggeleng mendengar jawaban tak terduga dari mulut lelaki di hadapannya. Ia menegakan tubuhnya kemudian berjalan masuk kedalam rumahnya.

"Lo temen gue Rel, dan Gibran pun sama. Karena kalian temen gue, gue gak mau kalian saling berantem apalagi sampai pake kekerasan"

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang