18. Love Letter

78 20 9
                                    

Hola aku ren😉

Jangan lupa tekan🌟yaaa!

Happy weekend🤗

Happy reading:)

Playlist : Justin Bieber - Ghost

*

Gibran melirik jam di tangan nya kemudian menyendokan kembali makanan di piring ke dalam mulutnya.

"Om sekarang udah jam 8 malem, om ga khawatir Kanaya belum pulang ke rumah? Tante juga, tante ga khawatir anak perempuan tante jam segini belum pulang?" Tanya Gibran menatap Rio dan Rahma bergantian.

"Apaan deh lo ribut banget" Timpal Elkana yang tengah duduk di kursi tepat di samping Gibran.

"El, emang lo gak khawatir jam segini adik lo masih keluyuran di luaran sana sama cowo?" Balas Gibran cepat.

"Siapa yang keluyuran?" Tanya seseorang dari arah belakang sana.

Kanaya segera menarik kursi di samping Alkana. Perempuan itu menggeleng saat Rahma hendak mengambilkan nasi untuk nya.

"Tadi Kay udah makan di basecamp" tolak Kanaya kemudian tersenyum pada Bundanya.

"Dan ya gue sama Summer itu bukan keluyuran tapi belajar! Emang nya lo, malem malem masih aja keluyuran ke rumah orang" ujar Kanaya pada Gibran yang langsung di angguki oleh sodaranya, Alkana.

"Tante Gibran di usir" adu Gibran pada Rahma. Perempuan tengah baya itu hanya membalasnya dengan gelengan pelan.

"Rumah ini selalu terbuka buat siapapun, Gibran Summer Arga Anna, udah Ayah anggap sebagai anak Ayah sendiri. Jadi ga ada yang namanya usir usiran" ujar Rio membuat Gibran tersenyum penuh kemenangan.

"Oh ya Ayah Elkana dapet 90 waktu ulangan matematika kemarin"

"Gua 95" Sahut Gibran tak mau kalah.

"Leon 100"

Kini semua orang di meja makan menatap kearah Leon, bocah itu tertawa senang karena kini semua perhatian tertuju kepadanya.

"Camel ajalin Leon matematika" ujar Leon sambil memasukan potongan daging kedalam mulut kecilnya.

"Ck lo jangan belajar sama Summer Le, asal lo tau dia itu sesat"

"Sesat itu apa?" Tanya Leon dengan wajah polosnya.

"Sesat itu Summer" jawab Gibran disertai tawa pelan nya membuat Kanaya segera menatap nya tajam.

"Gibraannn!" Teriak Kanaya kesal.

"Berisik" desis Elkana.

>>>>>>>>


Gibran melajukan motornya di tengah jalanan yang tampak sepi dengan kecepatan di atas rata rata. Laki laki itu menguap dibalik helm full face yang ia kenakan.

Jam yang melingkar di tangan nya kini menunjukan pukul satu dini hari. Tadinya setelah makan bersama di kediaman Adijaya Gibran hendak langsung pulang, namun Leon tidak mengijinkan nya untuk melangkah keluar sedikit pun. Akhirnya ia pun menemani bocah itu bermain terlebih dahulu di kamarnya sampai Leon tertidur dan ia pun tak sadar ikut tertidur di samping bocah itu.

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang