10. Love Letter

96 26 10
                                    

Hola aku ren😉

Jangan lupa tekan🌟yaa!

Double up(っ˘̩╭╮˘̩)っ

Happy Reading:)

Playlist : A Great Big World ft Christina Aguilera - Say Something


*

Anaya menatap lurus tanpa berkedip laki laki yang saat ini tengah memegang tangannya, namun beberapa detik kemudian terlihat murid lelaki itu berdehem kemudian melepaskan pegangan tangannya pada tangan Anaya.

"Maaf" ucap lelaki itu menatap Anaya sebentar kemudian segera beralih menatap perempuan di belakangan nya. Tangan laki laki itu meraih tangan Zahra kemudian segera menarik nya dari tengah tengah kerumunan.

Anaya dapat melihat dengan jelas Zahra yang tersenyum penuh kemenangan saat berjalan melewatinya karena Farel lebih memilih membawa dirinya dibandingkan Anaya.

Anaya meremas ujung rok nya, perasaan dan harga dirinya benar benar hancur di hadapan seorang Farel, teman masa kecilnya. Menyadari sebagian orang orang masih menatap nya Anaya segera berjalan cepat keluar dari dalam kantin tanpa memperdulikan teriakan Kirana dan Isabella. Gibran yang sejak awal memperhatikan Anaya pun segera bangkit dan mengejar perempuan itu.

Anaya menghentikan langkah nya saat ia telah sampai di taman GHS yang jarang sekali di datangi oleh para murid, perempuan itu berjalan dengan gontai menuju kursi yang terdapat di tengah tengah taman.

Anaya menutup wajah nya dengan kedua telapak tangannya, wajah nya memerah menahan marah sekaligus kecewa disaat yang bersamaan. Dan juga sekarang kepalanya terasa berdenyut karena saat ini ia berusaha keras menahan agar tidak menangis.

"Mau jalan jalan ga?" Tanya seseorang di belakang sana membuat Anaya segera menoleh dengan cepat.

"Ngapain lo disini?" Sinis Anaya pada Gibran yang dengan santai nya kini sudah duduk di samping nya.

Bukannya menjawab lelaki itu malah menyodorkan satu buah permen bulat berwarna merah pada Anaya. Perempuan itu menatap Gibran bingung namun tangannya tetap mengambil permen di tangan lelaki itu.

Gibran tertawa melihat Anaya yang kesusahan membuka bungkus permen pemberiannya, ia segera mengambil alih permen di tangan Anaya kemudian membantu untuk membukanya.

"Thanks" ucap Anaya pelan kemudian memasukan permen itu kedalam mulutnya, Gibran mengangguk kemudian membuka bungkus permen untuk dirinya.

"Gua kira lo bakalan nangis" ucap Gibran tanpa menoleh pada Anaya. Perempuan itu menoleh pada Gibran kemudian mengikuti arah pandang lelaki di samping nya itu yang tengah menatap kupu kupu yang ada di depan mereka berdua.

"Sebenernya gue pengen, tapi gabisa" jawab Anaya membuat Gibran segera menoleh kepadanya.

"Kenapa?"

Anaya mengeluarkan permen dari dalam mulut nya kemudian menghembuskan nafas nya kasar. "Kepala gue suka sakit kalau nangis, jadi gue berusaha sebisa mungkin buat ga nangis"

Gibran menatap heran gadis di sampingnya "Nangis aja, nanti kalau kepala lo sakit biar gua yang pijetin" ucap Gibran sambil terkekeh. Namun di luar dugaan nya seketika Anaya benar benar menangis dengan kencang membuat Gibran menatap perempuan di samping nya tak percaya.

"Nay gua becandaan doang anjir, kok jadi beneran nangis sih? dasar cengeng"

"Kalau gak mau hibur mending lo diem, gue lagi patah hati" ucap Anaya dengan mulut nya yang masih mengemut permen.

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang