18. TROUBLE MAKER

1.2K 132 87
                                    

Waktu masih menunjukan pukul 7 pagi sebentar lagi bel sekolah berbunyi. Namun inti Venos masih berada di Warback sedang bersantai sambil minum kopi seraya menghisap rokok mereka. Dengan baju yang rapih di masukan ke dalam celana nya dan menggunakan dasi karena Delard masih harus mengikuti aturan dari Kaira, jadi mau tidak mau inti Venos yang lainnya pun mengikuti.

"PR lo mana Rey, nyontek dong brodi," ujar Gevan menatap Rey yang duduk di samping nya.

Gilang melempar bungkus rokok yang sudah habis miliknya ke arah Gevan "udah mau bel bego!"

"Anjir emang sekarang jam berapa?" Gevan menoleh pada Gilang.

"Jam 7 oon" balas Gilang.

Suara gerangan motor dari arah jalanan membuat inti venos beranjak dari duduk nya melangkahkan kaki nya keluar Warback.

"Eh aya naon Delard ieu?" Teriak pak Maman dari arah dalam merasa panik karena mendengar banyak suara gerungan motor ke arah warung miliknya.

"Santuy kalem pak, ga akan ada apa - apa." balas Delard terus melangkah ke luar warback.

Terlihat beberapa orang menggunakan seragam berbeda dengan inti Venos menuruni motor mereka dan melangkah mendekat ke inti Venos.

Sangga Leon Addison, bersama anak inti Agstra lainnya kini tengah berada di depan Warback menatap inti Venos dengan tatapan tajam.

"Ngapain lo kesini bawa anggota?!" ucap Delard dengan tatapan tajam menatap Sangga.

Wajah Sangga terlihat merah, tangan nya mengepal "Lo sama antek antek lo ini udah ngapain Candra?" Ujar nya seraya menunjuk satu per satu anak inti Venos.

Inti Venos menatap heran ke arah Sangga, mereka tidak mengerti apa yang di maksud Sangga.

"NGAPAIN GIMANA WOY? YANG JELAS KALAU NGOMONG," celetuk Beryl.

"KAGA JELAS LO."

"DATENG - DATENG MAEN NUDUH AJA."

"Maksud lo apa?!" suara Delard terdengar begitu dingin.

"Gausah pura - pura bego Lard, kalian kan yang bikin Candra ga sadarkan diri"

Delard melangkah lebih dekat ke arah Sangga "Asal nuduh banget ya lo!"

"Punya bukti ga?" Teriak Gilang.

"Lagian atas dasar apa gue bikin temen lo itu sampe ga sadar, gue gak se
brengsek itu." Delard menatap Sangga tajam.

"Cih, dasar ketua gak becus" ujarnya.

"WAH SEMBARANG KALAU NGOMONG, MINTA DI TONJOK NIH ORANG." Gevan menggulung kan lengan seragam nya.

"LO TUH YANG GAK BECUS JADI KETUA SAMPE ANGGOTANYA GAK SADAR."

Celotehan mereka membuat Sangga makin emosi ditempat. "SERANGGG" seru Sangga pada anak Agstra.

Saat hendak memberikan pukulannya namun terhenti saat suara Pak Ahmad yang berteriak. Entah dari kapan guru itu datang.

"BERHENTI SEMUANYA SEBELUM BAPAK LAPORIN KALIAN SEMUA KE POLISI!!" Suara Pak Ahmad membuat inti Agstra mengurungkan niat nya untuk menyerang inti Venos.

Pak Ahmad melangkah mendekat ke arah kedua geng itu "Cepat pergi atau saya akan hubungi kepala sekolah kalian?!"

Sebelum meninggal kan tempat itu, "Liat aja kalian, nanti bakal gue bales." ujar Sangga berlalu dari tempat itu diikuti yang lainnya langsung menaiki motor nya melajukan nya dengan kecepatan tinggi meninggalkan tempat itu.

"Kalian, ikut bapak ke ruangan sekarang!" ujar Pak Ahmad.

Gevan mendesah kecewa. "AH SI BAPAK MAH TEU RAME" seruan Gevan membuat Pak Ahmad melototkan matanya, "TEU RAME BAPAKMU!"

ADELARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang