Pagi ini inti venos masih setia menunggu Beryl sadarkan diri, di luar ruangan rawat Beryl mereka terus memanjatkan doa agar Beryl cepat di sadarkan, semalam juga ada beberapa anggota venostra yang lain datang ke Rumah Sakit.
"Tante, om. Makan dulu." Delard menyodorkan dua porsi bubur, Delard tau sedari kemarin orang tua Beryl itu belum makan apapun.
Orang tua Beryl pun tersenyum tipis lalu mengambil bubur dari tangan Delard "makasih, nak."
Delard mengangguk seraya tersenyum lalu kembali ke tempat duduk nya bersama inti venos lainn nya.
"Lo juga belum makan dari malem," ucap Rafi pada Delard, karena memang benar Delard juga belum makan sedari malam disaat inti venos lainnya makan Delard hanya meneguk sedikit minuman.
"Gampang, gue nanti aja." Balas Delard.
Pintu ruangan Beryl terbuka menampilkan seorang dokter, inti venos dan juga orang tua Beryl dengan segera menghampiri dokter itu.
"Ada perkembangan dok?" Tanya bunda Beryl.
Dokter itu tersenyum tipis "mari, Beryl mau bicara sama bunda dan ayah nya."
"Anak saya udah sadar, dok?" Tanya Ayah Beryl memastikan.
Dokter itu mengangguk lalu dengan segera mengajak kedua orang tua Beryl untuk masuk ke dalam ruangan.
"Akhirnya sadar si Beryl." Ungkap Gevan dengan nafas lega.
Delard, Rey, Gavin, Rafi, dan Gilang pun bernafas lega mendengar kabar itu.
"Makanya lo, jangan adu bacot mulu sama si Beryl, jadinya kangen kan sama tuh anak." Rafi menatap Gevan.
Gevan tertawa kecil "hampa kalo ga adu bacot sama dia."
Sudah lumayan lama menunggu orang tua Beryl di dalam ruangan itu, akhirnya kedua orang tua Beryl keluar dari ruangan itu namun inti venos heran melihat ekspresi wajah sedih dari kedua orang tua Beryl.
"Om, tante. Kenapa?" Tanya Gevan.
Ayah Beryl menggeleng dengan senyuman tipis "Beryl mau ngobrol sama kalian katanya."
Inti venos masih heran namun mereka dengan semangat langsung mengangguk mengiyakan perkataan ayah Beryl.
Ketika sudah berada di dalam ruangan Beryl, inti venos kini menatap Beryl yang keadaan nya terlihat semakin buruk.
"Ryl," ucap Delard yang berada di samping hospital bed Beryl.
Beryl tersenyum tipis, mata nya melirik ke arah Delard "lard..." Lirih nya dengan nafas terpenggal.
Inti venos menatap cemas ke arah Beryl, mata Gevan sudah berkaca kaca tidak bisa melihat Beryl seperti ini.
"Ryl, lo istirahat aja, ga usah banyak ngobrol dulu," ucap Delard.
"Nanti gue istirahat yang lama, Lard. Gue mau ngobrol dulu sama kalian." Beryl melirik ke arah semua inti venos yang kini menatap ke arah nya.
"Rey, buka hati lo dong buat Jecy, kasian anak orang." Ungkap Beryl.
Rey terdiam menahan tangis nya melihat kondisi Beryl yang kini sangat buruk.
"Gilang, lo kalau masih jadi buaya darat, jadi buaya darat yang pro ya, kayanya gue ga bisa mantau lo jadi buaya darat lagi kaya biasanya." Beryl meneteskan air matanya, nafas nya semakin terpenggal karena tangis nya.
"Lo harus tetep temenin gue disini, Ryl. gue gamau tau, Ryl." Balas Gilang.
"Ga bisa, Lang." Balas Beryl.
Inti venos kini sudah mulai meneteskan air matanya ketika mendengar ucapan ucapan Beryl tadi.
"Apaan anak venostra ko nangis? anak geng ko nangis? Lo pada gaboleh sedih kaya gini, gue gamau liat nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD [END]
RomanceAdelard Pradipa yang mempunyai jabatan sebagai Ketua Venostra salah satu geng motor terkenal di Bandung. Dia tampan, anak tunggal, kaya raya dan siswa yang terkenal brengsek di sekolah nya. Kesalah pahaman di masa lalu membuat nya memiliki musuh yan...