Setelah meminum obat, Jean tertidur dan sampai sekarang pukul 8 malam masih belum bangun. Marva sudah menghubungi Joan lewat Hayden karena dia tidak memiliki nomor Joan. Theo juga menghubungi Dirga memberitahu bahwa Jean di rumahnya dan sedang sakit. Dirga sangat berterimakasih karena Theo dan Marva sudah merawatnya.
Bahkan sekarang, Joan dan Juan ada di rumahnya. Katanya mau menengok Jean. Ini kenapa malah jadi kaya Jean yang rumahnya di sini.
Sebenarnya ingin menjemput Jean, tp karena masih tidur, akhirnya duo J itu malah bermain bersama Hayden. Keduanya juga menumpang makan malam karena Joan malas memasak di rumah.
Dan sampai sekarang pukul 10 malam Jean tidak bangun juga, Theo akhirnya menyuruh mereka untuk menginap saja. Joan dan Juan pun mengiyakan.
Karena besok tidak sekolah, Hayden dan duo J memutuskan untuk menonton film. Ketiganya sudah berada di ruang TV lantai atas dengan lampu padam serta bantal dan selimut di lantai yang dilapisi karpet tebal.
"Bang, sini gabung." Joan berucap pada Marva yang baru saja menaiki tangga sehabis membuat kopi.
Marva melangkah dan menempatkan kopinya di meja kecil samping sofa. Dia mendudukkan dirinya di sofa bersama Juan yang masih fokus dengan ponselnya karena Hayden masih sibuk memilih film.
"Horor dong." Celetuk Joan.
"Ih jangan lah anjing." Akhirnya Juan mengalihkan pandangan dari ponselnya, melotot ke arah Joan.
"Cemen banget lu."
"Action aja."
"Horor ah biar seru."
"Bodo amat lah sono, gue kaga mau nonton."
Marva tertawa melihat keributan kakak beradik itu, matanya beralih menatap TV yang mulai menayangkan horor, Hayden menuruti Joan rupanya.
"Nyebelin banget lo." Juan turun dari sofa lalu menyempil di antara Hayden dan Joan sambil memukulkan bantal sofa ke wajah Joan.
***
Jean terbangun karena mendengar teriakan entah milik siapa. Milik Juan sepertinya. Melirik jam di atas nakas, sudah jam setengah sebelas.
Jean mendudukkan dirinya. Dia tertidur sekitar pukul lima sore, enam jam, sangat lama ternyata. Tapi memang entah kenapa tidurnya sangat nyenyak tadi.
Setelah dari kamar mandi, Jean keluar dari kamar Marva. Melewati kamar Hayden, akhirnya Jean sampai di ruang TV.
"SETAN."
"ANJING."
"AAAAA."Itu teriakan Hayden, Joan, dan Juan. Jean yang tiba-tiba muncul tanpa suara mengagetkan mereka yang sedang fokus menonton film.
"Bangsat Jean, gue kira setan."
"Sorry, Den." Jean terkikik geli kemudian melangkah ke arah Marva yang sebenarnya juga kaget tapi tak seheboh tiga anak itu. Jean duduk di samping Marva.
Suasana kembali hening, hanya terdengar suara TV dan umpatan-umpatan pelan dari mulut Juan.
"Udah mendingan?"
Jean yang sekarang ikut fokus menonton film menoleh ke samping. Mengangguk. Ketiga anak manusia yang berada di lantai mengalihkan pandangan untuk menatap Jean.
"Udah."
"Laper ngga? Mau makan?"
"Nanti aja."
"Sekarang. Makan sana bang, ntar sakit lagi." Ini Juan yang ngomong.
"Makan Je, elu sakit gue ngikut lemes soalnya. Untung tadi pas nyetir ngga pingsan gue."
"Omongan lo di jaga." Jean menendang kepala Joan yang ada di depan kakinya. Oke, ini ngga sopan, tapi tau sendiri kelakuan Jean gimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVA(J/Z)EAN
Teen FictionSo, this is about... MARVAJEAN or MARVAZEAN ??? BXB Mark x Jeno Highschool life