13. Masalah

1.2K 149 7
                                    

Hari ini hari pertandingan basket. Marva sampai di sekolah memakai motornya. Karena jadwal giliran tanding basket sekolahnya agak siang, dia sedikit bersantai.

Saat melewati gedung satu, gerombolan siswa terlihat di tengah lapangan.

"Gue denger-denger itu Dani yang dipukuli?"

"Dani kelas 12?"

Marva mengernyit saat orang-orang terus membicarakan seseorang yang sedang dipukuli. Siapa yang melakukan hal seperti itu? Dirinya melangkah ke tengah lapangan, menyela kerumunan untuk melihat apa yang menjadi pusat perhatian.

"Jangan mukul gue lagi... Gue salah.. "

Terlihat Jean di sana tengah menjambak lelaki yang diketahui bernama Dani sambil berkata pelan. "Bukannya lo udah gue peringatin?! Bukannya lo udah gue peringatin hahh?!"

Kini Dani berlutut, dia sangat kurus dengan wajah penuh jerawat. Dia menangis sambil berkata, "Tolong biarin gue pergi."

Dan saat tangan Jean akan melayang ke wajah Dani, Marva segera menahannya.

"JEAN!"

"Lo minggir."

"Bisa kan diseleseiin ngga pake kekerasan?! Kenapa harus kaya gini sih?"

"Lo bacot." Dan dengan itu, Jean melayangkan pukulan pada Marva. Marva menahan, dan malah berakhir beradu jotos dengan Jean.

"HEY!! Ada apa ini?!! BUBAR-BUBAR!!"

***

Marva dan Jean, keduanya di bawa ke uks karena luka di wajah mereka. Jean dan Marva saling memalingkan pandangan meskipun keduanya berjalan beriringan.

Hanya ada Jean dan Marva saat Joan datang ke sana, belum diobati, karena petugas uks pergi mengobati Dani yang masih di lapangan, tidak ingin bertemu Jean.

"Bisa-bisanya lo?" Joan mendelik ke arah Jean yang hanya ditanggapi dengusan kesal.

"Balik aja sana lo ke kelas!"

Joan tidak menanggapi, dia justru mendudukkan dirinya di antara Jean dan Marva yang memang duduk di ranjang yang sama.

Seseorang memasuki uks dan menghampiri Jean. "Pergi ke kantor BK. Bu Farrah manggil lo."

Jean hanya diam dan mengabaikannya. Setelah beberapa saat, dia mendongak dan menatap orang itu, "...Ada apa lagi?"

Orang bernama Yoga yang ternyata teman Dani diam, sampai akhirnya berkata, "Jangan pikir lo bisa tenang, lo mukulin Dani separah itu." Dan setelahnya, Yoga beranjak keluar.

"Wait. Dani? Apa-apaan?!"

Jean menyeringai, tangannya berhenti mengoleskan salep pada luka di jarinya. "Yah... gitu deh."

Joan terbengong, "...Gitu gimana?"

Jean tak menjawab, malah meletakkan salep ke tangan Marva yang sedari tadi diam menyimak. "Obatin luka lo."

Belum sempat Marva menanggapi, Jean sudah keluar ruang uks lebih dulu.

Marva tidak melakukan yang Jean suruh, dirinya beranjak keluar meninggalkan Joan yang terbengong sambil bergumam.

"Mukulin apa? Kapan Jean mukulin Dani? Apa gue ngelewatin sesuatu?"

***

Di kantor BK, Bu Farrah, salah satu guru BK yang terkenal judes dan suka mengatur, bertanya kepada kepala sekolah.

"Pak Jeri, ada apa dengan Jeandra keponakan Anda itu? Jadi tambah rumit masalahnya karena Jeandra tidak mau mengakui kesalahan."

Jeri menatap Farrah tajam. "Mohon maaf Bu Farrah, Jean bukan anak seperti itu. Jean tidak akan mengatakannya kalau memang bukan dia yang bersalah, dia tidak akan meminta maaf untuk hal yang bukan salahnya."

MARVA(J/Z)EAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang