24. Lo ngga pegel?

1.3K 144 0
                                    

Lama banget ngga up :(

Aku up nih.. Tapi aku ngerasa tulisanku ini aneh, rada lebay sih menurutku..

But, semoga kalian suka :)



"Reno pacaran sama Leo cuma main-main. Dia aslinya homophobic. Udah denger sendiri kan tadi, dia ngebully Leo, ngejelekin Leo, bahkan sampe maki-maki."

Marva mengangguk. "Besok aku bantu laporin masalah ini. Lain kali, kalo ada masalah kaya gini lagi, bilang aku. Jangan sampe kelahi kalau bisa." Ia Menghentikan mobilnya di halaman rumah Jean.

"Iya iya."

"Lah, baru inget. Tas kita ketinggalan di sekolah hahaha." Marva baru sadar saat ia membuka pintu belakang berniat mengambil tas yang biasanya ia taruh di sana.

Jean hanya menatap Marva aneh. Padahal gara-gara Marva tas mereka tertinggal di sekolah. "Loh Papa? Udah balik kantor?" Ucapnya saat melihat Jendral keluar rumah terburu-buru sambil menenteng sebuah tas.

"Papa tadi ada meeting, jadi baru tau kalo adek masuk rumah sakit. Ini Papa mau ke sana sekalian bawain baju buat adek sama Papi. Kata Joan kamu juga luka. Ngga papa?"

"Jean ngga parah Pa. Tangan Jean keseleo pergelangannya, trus jarinya retak sedikit, tapi ngga papa."

"Itu tangan Marva juga diperban kenapa?"

"Itu mah dia sok jagoan, lecet dah tuh." Jawab Jean sambil memberikan tatapan tajam pada Marva. Marva yang melihatnya menghela napas.

"Yaudah kamu istirahat sana. Papa mau ke rumah sakit."

Setelah Jendral pergi, Jean dan Marva memasuki rumah milik keluarga Kharenza. Jean memutuskan untuk ke kamarnya berganti pakaian, sedangakan Marva menyamankan dirinya di ruang televisi.

Saat Marva sedang asik memakan kue kering yang disediakan di sana sambil menonton siaran televisi, tiba-tiba Jean memanggilnya dari lantai atas.

"MARVA!!! SINI DEH!!"

Marva mematikan televisi lalu beranjak ke kamar Jean.

"Kenapa?"

"Sini deh! Eh, kamu ganti baju dulu gih! Nanti baru ke sini."

Marva menurut, mengambil pakaian Jean di lemari lalu menuju kamar mandi. Tak lama, ia kembali keluar. "Aku disuruh ngapain?"

"Ya sini makanya." Marva kembali menurut. Ia menaiki tempat tidur Jean lalu duduk dihadapan Jean yang sedang duduk bersila di sana sambil tersenyum manis. Tapi seketika senyuman itu hilang tergantikan oleh tatapan sendu. "Kamu beneran harus kuliah di Amerika?"

"Kan udah aku jelasin.."

"Tapi aku ngga bisa nyusul kamu."

"Kenapa?"

"Kan kamu tau sendiri nilaiku kaya gimana. Aku ngga bisa."

"Bisa Jean, kamu bisa belajar mulai sekarang. Aku bantu."

"Tetep aja ngga bisa."

"Kenapa kamu yakin banget kalo ngga bisa nyusul?!"

"Ngga tau!! Aku ngerasa aja kalo aku emang ngga bisa."

Marva terlihat tak suka dengan apa yang dikatakan Jean. "Yaudah, terserah kamu!!Yang jelas aku bakal tetap pergi karena itu perintah orang tua aku!!"

***

"Maafin."

"Hm"

"Maafin ih!"

"Iya."

MARVA(J/Z)EAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang