10. Geara

1.2K 141 3
                                    

Jadinya update, soalnya aku ngga jadi pergi wkwk





Hari ini hari Minggu, tapi KHS terlihat ramai. Banyak yang mondar-mandir, teriak-teriak, ada juga yang cuma duduk liatin keributan. Jean contohnya, bukannya ikut ngurusin persiapan bangun panggung, dia malah leha-leha di bawah pohon mangga sambil kipas-kipas pake kertas.

Hari ini memang suasananya cukup panas, apalagi jam menunjukkan pukul 11 siang, lagi panas-panasnya.

"PANGGUNGNYA DAH SELESAI. SAGAM, SOUND SYSTEM GIMANA KABAR?" Marva berteriak dari atas panggung ke Sagam yang sedang membantu mendirikan tenda untuk stand sponsor di sekitar panggung.

"LAGI OTW MARV."

Jean yang mendengar teriakan keduanya menggelengkan kepala, dah berasa di hutan dia. Tatapannya tak lepas dari Marva, entahlah, Marva dengan sikap leadershipnya terlihat keren. Kini Jean tidak akan menyangkal bahwa Marva adalah sosok yang diidamkan semua orang, kecuali dia tentunya.

Ah masa?

Dulu dia sangat membenci Marva karena selalu menggagalkan rencana membolosnya ataupun memergokinya merokok. Jangan lupakan juga saat Marva melerainya berkelahi, menurut Jean Marva sok bijaksana. Tapi sekarang, saat dia sendiri merasakan tugas ketua osis, dia jadi tau bahwa Marva luar biasa.

"JEAN."

Lamunan Jean terhenti saat mendengar namanya dipanggil. Di depan sana, Marva berdiri sambil melambaikan tangannya menyuruh Jean mendekat. Akhirnya Jean bangun dari duduknya, berjalan ke arah Marva yang ternyata di sana juga ada Levi.

"Rapat gladi buat Senin besok. Sekalian bahas buat ngisi panggung."

Jean mengangguk, lalu ketiganya menuju ruang meeting yang sengaja minta dibuka ke satpam. Jean tidak duduk di depan, Marva yang akan sepenuhnya memimpin rapat. Jean mengambil tempat duduk di belakang Marva, samping kanannya ada Yares, dan samping kirinya ada Hayden.

Lama-kelamaan, kantuk menyerang Jean. Pagi ini, Jean memang sempat mengeluh perutnya sakit dan sedikit pusing.

Akhirnya, Jean benar-benar tertidur di tengah rapat. Hayden dan Yares pun hanya bisa membiarkan.

Rapat selesai pukul 2 siang. Sekarang di sana hanya tersisa Marva, Xian, dan Rey yang masih membahas malam puncak, juga Joan, Levi, Hayden serta Yares. Jean? Jelas dia masih di sana, tertidur.

Joan dan Levi masih membahas tentang mereka yang besok akan mengisi panggung sebagai hiburan.

Hayden dan Yares berusaha membangunkan Jean yang sangat susah dibangunkan saat ini.

Tiba-tiba...

"Kak..." Jean mengigau.

Seketika hening. Marva, Xian, dan Rey membalikkan badan, memandang ke arah Jean. Joan yang ada di samping Yares mengerutkan dahinya.

"Lo tu dipanggil." Levi yang memang sudah membalikkan badannya sedari tadi berujar pada Joan.

"Kalo lo lupa, gue adeknya Jean, Bang. Bukan kakaknya."

Joan menatap Marva. Yang ditatap bingung. Sampai akhirnya Marva melangkah ke arah Jean yang masih berusaha dibangunkan oleh Yares. Hayden sudah lebih dulu menyerah, dia sudah berpindah ke samping Levi.

"OH MY GOD JEAAANN, HEY WAKE UP."
"YAAA, JEAAANN."

"Biarin, Res."

Yares menatap Marva bingung, begitu juga yang lain. Tiba-tiba Marva menyingkirkan kursi tempat duduk Hayden sebelumnya. Marva berjongkok, lalu memposisikan Jean di punggungnya.

MARVA(J/Z)EAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang