Sebulan berlalu setelah kejadian Marva sakit. Mereka sudah memberitahukan hubungan mereka kepada orang tua masing-masing yang sangat setuju dengan hubungan keduanya.
Keduanya semakin dekat dan sering mengumbar kemesraan. Tapi meskipun begitu, banyak juga yang masih tidak percaya kalau mereka berpacaran.
Hari ini hari Minggu, pernikahan Yudhava dengan Wianza akan dilaksanakan hari ini setelah banyak diundur karena beberapa alasan. Mereka akan menikah di Edinburgh, Skotlandia, atau lebih tepatnya di St. Mary's Cathedral.
Pagi ini, Marva bangun terlambat. Hayden, yang sekamar dengannya, sudah meninggalkannya sendiri. Dan parahnya lagi, kemeja putih yang akan dipakainya terkena noda kopi milik Hayden.
Saat sedang bergelut dengan koper guna mencari kemeja putih cadangannya, pintu terbuka menampilkan sosok yang begitu sempurna dalam balutan tuxedo.
"Lama banget sih!!" Baru saja Marva ingin memuji kekasihnya yang terlihat tampan, ia malah kena semprot terlebih dahulu.
"Kemeja putihnya kena kopi."
"Kok bisa?!! Makanya ati-ati doongg!! Mana ini udah ketinggalan lagi, yang lain udah berangkat ke gereja." Jean berkacak pinggang menatap kekasihnya yang masih mengobrak-abrik isi koper.
"Kamu jangan ngomel dulu, please. Bantuin dulu cari kemeja."
"Ck." Jean memutar bola matanya, tetapi tetap berjalan ke arah Marva untuk membantu mencarikan.
"Lah ini. Dari tadi di sini."
"Itu punya Hayden, ngga muat di aku." Lagi-lagi Jean berdecak.
"Udahlah, pake kemeja yang item itu aja sih."
Marva melihat kemeja yang ditunjuk Jean, lalu mengangguk. "Yaudah lah."
"Heh!" Marva yang akan memakai pakaiannya langsung terhenti.
"Apa?"
"Ya jangan di sini lah pake bajunya. Kamar mandi!"
***
"I, Yudhava Gardian, take you, Wianza Erhein, to be my husband. I promise you to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love you and honor you all the days of my life."
Benar saja, Marva dan Jean datang saat pernikahan sudah dimulai. Yudha sudah mengucapkan janji sucinya.
Mereka langsung mendudukkan diri di barisan paling belakang, di samping Theo dan Jonas yang sedikit terlambat karena sehabis menyiapkan tempat resepsi di tempat mereka semua menginap, The Balmoral Hotel.
"Kakak dari mana aja?" Theo berucap pelan pada Marva yang sudah duduk di sampingnya.
"Kemeja putih Marva kena kopi, nyari kemeja cadangannya dulu, tapi malah ngga ada."
"Ini kemeja satunya Bubu pake, punya Bubu basah, jatuh di kamar mandi." Marva langsung menghela napas dan tersenyum paksa menatap Bubunya. Hhhhh ternyata.
Mereka kembali memusatkan penglihatannya ke depan. Setelah Yudha memasangkan cincin yang dihantarkan oleh Faro, ke jari manis Wian, kini giliran Wian mengucapkan janji suci dan memasangkan cincin yang dibawa Rey, ke jari manis Yudha.
Seluruh isi ruangan penuh gemuruh teriakan dan tepuk tangan saat kedua mempelai melakukan sesi berciuman. Tidak banyak yang datang ke gereja, hanya keluarga dan orang terdekat mempelai, tapi itupun sudah cukup ramai.
"Mau juga." Jean bergumam pelan.
"Mau apa? Mau ciuman?"
"Ngawur! Mau rambut kaya Om Yudha. Keren banget ngga si?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVA(J/Z)EAN
JugendliteraturSo, this is about... MARVAJEAN or MARVAZEAN ??? BXB Mark x Jeno Highschool life