19. Sakit pt. 2

1.5K 141 8
                                    

"Dikeluarkan? Wah, sekolah bertindak juga akhirnya."

Pagi ini KHS ramai meributkan desas-desus siswa dikeluarkan. Mereka meyakini bahwa Jean akhirnya dikeluarkan sekolah.

Eros berjalan melewati segerombolan siswa sedang bergosip. "Hukuman dikeluarkan dari sekolah?" Eros mendekat. "Dani yang dikeluarin?" Eros bertanya seperti ini karena Dani tidak terlihat tadi malam.

"Apa maksud lo?! Ya Jean lah, kan dia yang salah!" Salah satu siswa di sana menanggapi pertanyaan Eros dengan sewot.

Eros melangkah sambil mengernyit. Jean? Semalam tidak ada apa-apa tuh, masa tiba-tiba dikeluarkan?

"EROS."

"Wey." Lah? Ini Jean menyapanya. Memakai seragam sekolahnya? Katanya dikeluarkan?

"Hey, Ros."

"Oy, Bang Marva."

Marva menatap sekeliling sambil mengernyit. "Ini kenapa pada liat ke sini?"

Jean yang tadi membungkuk mengikat sepatunya, ikut menatap sekeliling. Benar saja, hampir semua melihat ke arah mereka. Apa Jean terlihat aneh? Dia hanya datang tepat waktu? Apa sangat aneh? Sebenarnya Jean sangat malas datang pagi, Joan dan Juan bahkan masih bermimpi saat ini. Tapi pacarnya memaksa berangkat lebih awal. Owh udah pacar ya, Je.

Saat ketiga anak yang berada di samping tiang net badminton ini masih terheran, Bu Irin datang melewati mereka sambil membawa kertas ke arah mading sekolah. Seketika banyak siswa mengerubungi Bu Irin. Banyak yang mengira itu adalah pengumuman dikeluarkannya Jean.

"Dani Aditya Saputra?!" Yoga yang berdiri paling depan membaca tulisan yang ada di sana. Seketika semua terdiam. Yang dikeluarkan bukan Jean melainkan Dani?

"Dani dikeluarin? Terus gimana Jean?" Seseorang berteriak di belakang Yoga. "Apa yang terjadi?"

"Dikeluarkan karena melakukan pelecehan dan tindak kekerasan." Yoga kembali melanjutkan.

Hal ini tidak ada di bayangan siapapun. Pelecehan? Semua terkejut. Bukan hanya para siswa, tetapi juga Bu Farrah. Dia telah mengajar Dani sebelumnya, nilainya selalu unggul dan anak itu tidak pernah berulah setaunya.

Sekarang dia ingat jaminan yang ia buat untuk Dani agar Jean segera diberi hukuman. Seketika pikirannya menjadi kosong. Dirinya sudah berakhir.

"Lah? Tadi katanya yang dikeluarin Jean?" Eros berucap setelah mereka melihat ke papan pengumuman.

"Hng? Gue!?"

"Hmm. Dan ternyata Dani yang dikeluarin... Melakukan peleceh--gila! Parah banget sih ini! Kok baru ketahuan?!"

Mendengar ucapan Eros, Jean melirik Marva yang hanya diam. Ia menatap curiga Marva yang malah dibalas senyum menawan.

***

Istirahat tiba, Jean masih menunggu Marva di depan kelasnya karena tadi mereka sepakat untuk ke kantin bersama. Tapi sedari tadi Marva tidak datang juga. Apa kelasnya tidak istirahat? Akhirnya Jean memutuskan ke kelas Marva.

Kelas 12 IPA A sudah ramai, berarti guru sudah keluar. "Permisi.. Kak Marva ada?"

"Eh Jean. Tadi Marva dipanggil Bu Irin ke BK. Masih di sana kayaknya." Yora yang kebetulan berada di pintu menjawab pertanyaan Jean.

"Aahh.. Oke, makasih kak." Jean berbalik. Tujuannya adalah kantor BK. Mengapa Marva ada di sana? Dia tidak berbuat salah kan?

Sampai di sana, Jean langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Seketika semua mata yang ada di sana menatapnya. Uh, memalukan. Jean berjalan ke arah Marva yang menahan tawanya, lalu duduk di sampingnya. Di hadapan mereka ada Irin dan Jeri.

MARVA(J/Z)EAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang