27. Balapan

1K 146 7
                                    

"Gila kamu?! Ngga usah aneh-aneh deh!"

"Aku ikut ke sana atau kamu ngga aku izinin?"

Jean menghela napas. Kenapa Marva jadi keras kepala? "Cuma liat aja loh!"

"Ngga janji."

"What?! Emang kamu pernah ikut balapan?"

"I did. Waktu di Amerika," ujar Marva sambil menarik Jean untuk berdiri. "Udah sore, kita pulang."

"Huh! Terserah lah! Pulang ke rumahku aja."

"Oke"

***

Tak terasa waktu cepat berlalu. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tadi Joan memberitahu bahwa ia sudah di arena, bersama Hapsa, Eros, dan Senno. Oh! Juan juga.

Jean menyambar salah satu jaket di lemari lalu melemparkannya pada Marva yang masih berbaring di ranjang Jean. Sedangkan dirinya mengambil jaket yang tersampir di kursi belajarnya. "Ayo pergi. Jadi ikut ngga?"

Marva memakai jaket yang Jean berikan lalu mengikuti Jean yang sudah keluar kamar.

"Mau kemana?" Suara Jendral mengagetkan Jean yang baru saja menuruni tangga, Papa Jean itu sedang menonton bola di ruang TV.

Jean melirik Marva yang berada di belakangnya, kemudian berkata, "Cari makan, laper. Kan Papi ngga masak." Bagus! Untung saja, otaknya berpikir cepat. Marva yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia akan mengikuti tipu muslihat Jean untuk kali ini saja.

"Oh. Papa titip martabak dong, baliknya."

"Siap! Kita pergi dulu Pa," pamit Jean lalu dengan cepat menarik Marva, padahal Marva juga ingin pamit pada Papa Jean.

"Kamu depan." Marva mengangguk saat Jean menyuruhnya untuk membonceng. Mereka tidak mungkin memakai mobil karena Jean akan menggunakan motornya untuk balap nanti.

Di perjalanan, mereka hanya diam. Jean memeluk Marva dan juga menyandarkan kepalanya sambil sesekali bersenandung. Ia sangat bersemangat malam ini. Namun berbeda dengan Marva, entah apa yang dipikirkannya, sedari tadi ia hanya diam. Hanya sesekali mengikuti senandung dari Jean.

Setelah sekitar setengah jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di arena yang sudah ramai. Joan dan Hapsa menyambut kedatangan mereka. Dan ternyata di sana ada Fegro dan Cakra juga.

"Weh Jean, lama ngga liat lo. Apa kabar?" Ini Kenan, musuh bebuyutan Jean di arena. Ia datang dengan Yanuar dan satu orang lagi yang Jean yakini dia adalah Jevano, andalan mereka malam ini.

Bukannya menjawab, Jean malah berjalan mendekati Kenan dan melayangkan satu pukulan keras. "Anjing! Kurang Ajar," umpat Kenan memegang sebelah pipinya.

"Gue ngga akan berhenti sebelum lo mati!"
Ucap Jean sambil berusaha lepas dari Joan dan Hapsa yang menahannya.

Marva yang sedari tadi masih di atas motor, melihat itu langsung turun lalu mendekati Jean. "Jean calm down!"

Melihat Marva di depannya, Jean menghela napas. Ditariknya Marva menuju satu-satunya bangunan di sana, bengkel yang juga merangkap sebagai tempat persiapan sebelum balapan.

Jean terus membawa Marva ke dalam, ke satu ruangan kosong yang di pintunya terdapat plakat bertuliskan J's Team.

Selesai menutup pintu, Jean langsung memeluk kekasihnya yang masih menampilkan raut bingung. "I need a hug," ucap Jean menjelaskan.

Tanpa basa-basi, Marva langsung membalas pelukan Jean, mengelus belakang kepala Jean.

Cklek

"Je, lo ditu-- ups! Sorry sorry..." Fegro, orang yang tiba-tiba memasuki ruangan membuat dua lelaki yang sedang berpelukan menatap ke arah pintu. Baru saja Jean akan berbicara, Fegro kembali menutup pintu dengan keras.

MARVA(J/Z)EAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang