Sekolah sudah masuk kembali berminggu-minggu lalu. Marva dan Jean masih bersama meski sering juga mereka adu argumen sampai tak berkomunikasi berhari-hari--dibaca Jean ngambek.
Jean juga masih sering bolos bahkan sampai mengajak Marva beberapa kali, yang jelas saja ditolak oleh Marva.
Seperti hari ini, Jean sedang bergelung dalam selimut tanpa ada niat untuk bangun dari tidurnya.
Seminggu yang lalu, Marva memberitahu bahwa ia akan ke Amerika untuk mengurus perkuliahan dan tempat tinggalnya di sana nanti.
Jean benar-benar dibuat tak bersemangat karenanya. Sekolah datang terlambat, pulang cepat. Sering bolos dan selalu melengos jika berpapasan dengan Marva. Di rumah hanya tidur seharian, bahkan kerap kali Jean juga lupa makan.
Marva pun jarang menemui Jean karena dia banyak bimbingan baik diluar maupun di dalam sekolah. Hari kelulusan sudah dekat, bulan depan sudah hari ujian kelulusan.
Tok Tok
"Bang Jean."
"Eemmm" Masih enggan beranjak, Jean hanya mengubah posisi tidurnya tanpa menjawab Juan yang memanggilnya.
Cklek
"Ada Bang Marva di bawah."
"...."
"BANG!"
"...." Sepertinya Jean benar-benar masih tertidur. Akhirnya Juan kembali menutup pintu kamar Jean. Lalu turun kembali ke lantai bawah.
"Ngga mau bangun Bang. Semalem begadang sih bareng gue."
Marva mengangguk. "Yaudah. Ini weekend Papa Papi kerja? Sepi banget rumah."
"Engga. Papa di belakang, Papi libur kerja tapi ngga tau dah ke mana, ke pasar pagi kayaknya. Kalo Bang Jo sepedaan sama pacarnya."
"Ooo.. yaudah gue ke Papa Jendral aja kalo gitu. Lo lanjutin dah sarapan lo."
"Bangunin aja sih Bang Jeannya."
"Ngga usah, biarin aja."
Marva pun akhirnya beranjak ke halaman belakang menemui Jendral yang ternyata sedang bermain basket. Jiwa mudanya masih membara bung.
Karena Jendral menawari Marva untuk bermain bersama, akhirnya keduanya bermain cukup lama.
Saat sedang beristirahat menetralkan napas, pintu gerbang halaman belakang terbuka menampilkan Rey yang menuntun sepeda Joan sambil menenteng sebuah kantong kresek, lalu diikuti Joan yang menaiki sepeda Rey dengan Dirga di boncengannya, dan ada kantong kresek juga di keranjangnya.
"Loh ada Marva?" Dirga yang pertama kali membuka suara setelah turun dari boncengan.
Marva beranjak dari duduknya lalu menyalami tangan Dirga. "Iya Pi, hehe."
"Terus ini Jean mana?"
"BANG JEAN BELOM BANGUN." Bukannya Marva yang menjawab, malah Juan yang baru saja keluar, menjawab sambil tangannya menenteng bola sepak di tangan kirinya dan segelas jus di tangan kanannya.
"Mau ke mana lo?" Tanya Joan sambil merebut jus di tangan Juan yang langsung saja kena tampol oleh Juan.
"Buat Bang Marva anjir! Dia belum disuguhi makanan dari dateng tadi."
"Nih bang. Aaaa akh sakit Papi akh!"
"Kamu tuh ya! Yang sopan dong! Masa udah diseruput gitu dikasih ke orang!"
"Akh iya iya maaf. Lepasin telinga Joan.."
Dirga melepaskan telinga Joan lalu beranjak mengambil kantong kresek yang masih di keranjang sepeda Rey. "Yaudah ayo masuk. Marva, tolong kamu bangunin Jean dulu ya, suruh makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVA(J/Z)EAN
Teen FictionSo, this is about... MARVAJEAN or MARVAZEAN ??? BXB Mark x Jeno Highschool life