Sayu

766 84 8
                                    

Bawalah pergi cintaku yang kini telah layu bersama kenangan buruk kita.







Suara notifikasi dari ponselnya, siapa sangka setelah sekian lama Elin menanti pesan itu. Ternyata mama menghubunginya, kerinduan semakin memuncak. Elin begitu senang sampai berlari menuju ponselnya dan jarinya menabrak ujung meja. Itu tak ada apa-apanya.

"Mama? Serius mama chat aku?" tanya Elin dengan kaget.

Pertama kalinya mama curhat padanya namun, curhatan pertama sudah menyayat hati kecil Elin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama kalinya mama curhat padanya namun, curhatan pertama sudah menyayat hati kecil Elin. Ia tak sanggup untuk membalas, tiba-tiba jarinya bergetar. Begitu sulit untuk digerakkan.

"Jahat banget orang itu! Hatiku sakit. Aku gak sanggup untuk balas chat dari mama. Tapi mama pasti nunggu." Elin berusaha menggerakkan jarinya, meskipun berat.

Sedikit kenangan yang ia ingat, hanya bagian sedih.

"Aku bahagia," kalimat yang terucap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bahagia," kalimat yang terucap.

Lama tak terdengar kabar, Elin mulai merindukan kakaknya. Apakah ia baik-baik saja? Meskipun mereka berdua bersaudara, Elin adalah tipe adik yang enggan memulai percakapan dengan kakaknya.

"Aku ada jadwal hari ini." Elin menyiapkan segala keperluan. Berangkat menuju gedung Mandala.

"Elin, maaf ya hari ini aku gak bisa nemenin kamu sampai selesai. Mungkin aku cuma bisa di pembukaan aja, kamu bisa kan lanjutin? Udah gak nervous kan?" tanya Nurul.

"Bisa kak!"

Awalan yang bagus dibuka oleh Nurul, seperti biasa. Setiap kalimat memiliki daya tariknya tersendiri. Sesuai perkataan di awal, ia hanya bisa menemani sampai pembukaan selesai. Sisanya rekaman ini menjadi milik Elin sepenuhnya.

"Hallo, hallo, hallo. Kembali lagi nih sama aku. Masih inget kan? Yes, bener banget aku Elin! Mungkin namaku memang pasaran tapi salam kenal semua. Silahkan hubungi nomor kami, jika kamu memiliki keluhan." Irama dari rekaman. Elin membuka lembaran baru, saat-saat seperti menjadi sesuatu yang berarti.

Suara telepon berdering. Ini dia yang ditunggu. Seseorang dengan suara serak, sepertinya itu laki-laki. Jarang terdengar keluh dari pendengar lelaki, sudah pasti orang itu sedang dalam dilema panjang. Semakin membuatnya penasaran.

KEMBALI SMP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang