Ketika seorang teman lebih berarti dari pada perasaan hati.
Siang datang dengan kehangatan,keringat yang terus bercucuran dan kepala seperti berkunang-kunang. Laki-laki yang memperlakukan perempuan dengan baik adalah hal yang biasa dan wajar terjadi, tetapi jika perlakuannya begitu memberikan bekas tersendiri apakah tidak salah jika menaruh sedikit harapan?
*Ajeng sends a message*
"Hah? Terus gua harus apa?" batin Elin yang merasa sedikit risau karena salah satu temannya ternyata menyukai lelaki yang terus bersikap baik.
"Apa salahnya bantuin mereka supaya jadian? lagian gua ga ada rasa apapun ke Rion jadi aman kan? Ajeng temen baik gua, ga bisa dong gua bikin dia kecewa?"
Sakit kepala yang semakin menjadi-jadi dan perut yang makin melilit memudarkan tekatnya untuk hari ini.
Entah mengapa Elin berusaha membohongi perasaannya dan lebih memprioritaskan teman ketimbang hati.
Jam sudah menunjukkan pukul 16:00 dan Elin masih merasakan sakit sehingga mewajibkannya untuk mengikuti saran Rion, dengan berat hati akhirnya Elin pergi kedokter diantar oleh mamanya.
Disana Elin hanya diam tanpa berbicara sepatah kata, wajahnya begitu datar tanpa senyum ataupan basa-basi dengan mamanya.
Namanya dipanggil lalu Elin menjalani pemeriksaan dan ternyata tidak ada yang serius pada kesehatannya,dokter berkata bahwa Elin hanya kelelahan dan harus banyak beristirahat.
"Elin kamu mau mama beliin jus buah naga?" tanya mama Elin yang merasa khawatir pada anaknya.
Elin masih tidak menghiraukan pertanyaan mamanya dan asik dengan dunianya sendiri. Minum obat adalah salah satu hal yang paling Elin benci, bukan karena tidak suka dengan rasa obatnya tetapi karena Elin sangat malas untuk meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI SMP (END)
Roman pour Adolescents⚠️ Follow sebelum membaca. "𝙳𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚜𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚜𝚕𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚁𝚒𝚘𝚗 𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚞𝚝!!" Cowo yang memiliki julukan sebagai 'beruang kutub' jatuh cinta pada gadis super cuek seperti Elin? Pertemuan singkat di S...