2|Pembagian Piket

8.7K 1.1K 292
                                    


Pagi itu seperti biasa Elin pergi ke sekolah dengan berjalan kaki,ia tampak seperti biasanya tidak terlalu rapi dengan raut wajah Jutek.
Dia hanya memikirkan apa yang akan ia beli nanti dikantin sekolahnya.

"Hm hari ini gua mau jajan apa ya dikantin?Bakso enak kali ya? Apa gua jajan mie aja kali? Yaampun jadi laper kan gua," ucap Elin dengan raut wajah gembira.

Tiba-tiba nampak dari belakang 2 orang sedang berboncengan mengendarai motor.Dia berangkat diantar oleh mamanya seperti biasa dan nampaknya Rion melihat Elin yang sedang sangat gembira karena memikirkan jajanan kantin.

"Dih kenapa tu dia?" tanya Rion dalam hati. "Aneh banget si lu," kata Rion dengan suara kecil sambil sedikit tertawa.

Dan ternyata Elin menyadari hal itu, rasa malu tidak bisa tertahankan.Ekpresi Elin yang awalnya terlihat ruang gembira sekarang berubah mendatar karena malu.

"Gua ga salah liat kan tadi?"tanya Elin pada dirinya sendiri.

"Barusan itu Rion,ngapain sih dia apa jangan-jangan barusan dia ngetawain gua?" tanya Elin dengan raut wajah memerah sedikit kesal, kemudian melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

Datang ke sekolah dengan perasaan malu bercampur kesal Elin makin menjadi-jadi ketika bertemu Rion dikelas.

"Sabar El masih pagi jangan marah-marah," ucap Elin untuk menenangkan dirinya sendiri.

•••

"El lu kenapa? Kok kayaknya lagi kesel gitu?" tanya Nesta.

"Gpp" jawab Elin singkat.

"Dih cuek banget lu El masih pagi El jangan marah-marah" ucap Nesta sembari menenangkan Elin.

"Maaf ya Ta, gua lagi kesel banget sama si Rion." jawab Elin dengan raut wajah serius.

"Hah? Rion?" jawab Nesta kaget.

"Jangan keras-keras Ya suara lu nanti dia denger," jawab Elin sembari menutup mulut Nesta.

"Iya maaf,cerita coba El kepo kan jadinya gua," ucap Nesta sembari melepaskan telapak tangan Elin dari mulutnya.

"Jadi gini Ta yaampun pagi-pagi gua ketemu dia Ta, gua kan lagi ngomong sendiri tentang jajanan kantin, mungkin suara gua terlalu gede kali ya? Eh dia denger sambil ngetawain gua terus lewat Ta gitu aja." Elin dengan wajah memerah masih kesal dengan ulah Rion.

"HAHAHA yaampun El ngakak banget gua El." jawab Nesta sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ta jangan, suara lu gede banget Ta dia ngeliatin kan jadinya." jawab Elin kesal tapi sedikit malu.

"El lu ga nyadar apa? dari tadi tu dia ngeliatin lu mulu El." ucap Nesta mulai berhenti tertawa.

"Lu jangan mulai ya Ta," jawab Elin yang sudah mulai kesal.

"Gua ga bohong El beneran dia ngeliatin lu mulu," ucap Nesta sambil menunjuk Rion.
Lalu Nesta pergi menghampiri Rion dan ia bertanya padanya tentang kejadian yang menimpa temannya barusan.

"Emang bener Yon?" tanya Nesta dengan wajah polos.

"Apaan?" jawab Rion dingin.

Tanpa basa-basi Nesta bertanya, "Tadi pagi lu ketemu sama Elin?"

"Iya." jawab Rion dengan sedikit tertawa.

Lalu Nesta pergi menghampiri Elin dan duduk disampingnya, merasa puas akan jawaban Rion barusan dan tentu saja ada sedikit hasrat supaya Rion dan Elin jadian, meskipun sulit tapi tekad Nesta sudah bulat.

"Iya El ternyata haha" ucap Nesta tanpa rasa bersalah.

"Lu bikin malu aja Ta!" jawab Elin kesal.

KEMBALI SMP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang