Berjuang untuk diri sendiri itu penting.
Betapa indahnya pagi hari ini, fajar terbit dengan cahaya paling cantik. Elin bangun dengan suasana hati yang damai ia lalu segera Sholat dan mandi, lalu bersiap untuk pergi ke stasiun mengantar sahabatnya."Oh iya si Nastar hari ini berangkat, gua siap-siap ah pokoknya harus anterin dia ke stasiun," kata Elin.
Ia pergi menggunakan Hoodie berwarna Hitam dengan celana kulot berwarna peach dan sepatu sneaker. Lain halnya dengan Rion, ia yang masih belum mandi kaget melihat mamanya yang sudah bersiap dan membawa koper.
"Mama mau kemana?" tanya Rion sambil menghampiri Mama.
"Kamu mau gak, nganter Mama ke stasiun? Tiba-tiba kantor ngadain acara di Solo, kemarin Mama lupa bilang sama kamu," jawab Mama sambil mendorong koper.
"Yaudah sih Ma, tapi aku mandi dulu ya?" Rion segera pergi ke kamar mandi.
"Maaf ya, Si Yoga malah pergi padahal masih pagi ini," keluh Mama lalu duduk di sofa ruang tamu. Rion yang telah selesai mandi sedang memilih pakaian, untuk kali ini Rion memilih memakai sweeter berwarna merah dengan bawahan celana training hitam dan memakai sendal jepit andalannya. Mereka berangkat menggunakan taksi online, sejak kecil Rion dan Yoga sudah biasa ditinggal Mamanya pergi dan Rion tidak terlalu dekat dengan Ayahnya.
Sampai di stasiun Rion mendorong koper Mamanya dan menunggu sampai kereta sampai.
Saat di stasiun Elin mengantar Nesta dengan mata yang berkaca-kaca Elin melepas kepergian Nesta, ia tersadar mungkin ia tidak akan bertemu Nesta untuk waktu yang lama. Maka dari itu ia memberikan kenang-kenangan berupa 3 pasang foto polaroid bersama Nesta.
"Nih buat lu," ucap Elin memberikan 3 lembar foto polaroid kepada Nesta.
"El, ini kan foto pas pertama kali kita kenal. Kok masih ada, gua aja udah lupa ternyata dulu pernah foto bareng," jawab Nesta menerima pemberian Elin.
"Iya dong, udah sono masuk nanti lu gak jadi pindah," ucap Elin melepas kepergian Nesta.
"Jangan kangen gua ya El, semoga aja nanti kita satu kampus. Supaya gua nanti bisa ngenalin kota Bandung sama lu El," sahut Nesta memeluk erat Elin.
"Iya Nastar, sono masuk Mama lu udah manggil noh," jawab Elin melepas pelukan Nesta sambil tertawa.
Kereta pun berangkat dan Elin segera pergi dengan mata yang berkaca-kaca, ia mampir di sebuah toko roti dan duduk sebentar. Rion yang telah selesai mengantarkan Mamanya lewat dengan membawa ponsel ia melihat kearah toko roti ternyata Elin sedang duduk di sana.
"Cih, ketemu lagi sama dia," ucap Rion menghampiri Elin yang terlihat sangat sedih.
Gadis itu memesan Roti dan hanya duduk diam, mata yang berkaca-kaca dan tidak menghiraukan kedatangan Rion. Sambil mengobrol santai Elin menanyakan kenapa laki-laki yang ia sebut 'Berung Kutub' itu ada di stasiun, Rion yang sepertinya malas jika harus berlama-lama ada di stasiun mengajak Elin pulang bersamanya. Elin yang sedang tidak mood menolak mentah-mentah ajakan Rion, beruang kutub mulai jengkel ia menarik paksa tangan Elin.
"Lemes banget sih lu, sakit?" Rion menarik tangan Elin, perempuan itu hanya diam dan terus menangis.
"A-apaansi, k-ketemu lu lagi bosen gua," jawab Elin dengan suara yang terisak-isak.
Wajahnya terlihat sangat kacau, mereka menjadi pusat perhatian banyak yang memandangi dengan tatapan aneh. Rion yang menyadari hal tersebut segera menyuruh Elin agar diam. Di parkiran ternyata Yoga telah menunggu adiknya, ia menunggu didepan mobil. Ketika Rion datang, dengan sigap Yoga segera membuka pintu lalu mempersilahkan mereka untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI SMP (END)
Novela Juvenil⚠️ Follow sebelum membaca. "𝙳𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚜𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚜𝚕𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚁𝚒𝚘𝚗 𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚞𝚝!!" Cowo yang memiliki julukan sebagai 'beruang kutub' jatuh cinta pada gadis super cuek seperti Elin? Pertemuan singkat di S...