41. Unexpected

275 58 1
                                    


★Your vote & comment are so precious for me★

★Happy reading besties★


41. Unexpected




Naya sibuk membalik panggangannya bersama Valen. Malam ini Edison mengundang mereka untuk merayakan ulang tahun cowok itu. Hanya sebuah acara kecil-kecilan untuk mereka berenam.

Poppy dan Raisa ada di ruang tengah sedang bercerita. Sementara Edison dan Budi pergi ke luar membeli minuman dan juga makanan lainnya.

"Tumben cowok lo nggak ikut, lagi berantem ya?"

Naya menoleh dengan kening mengernyit. "Nggak, Bang. Dia mah lagi sibuk. Nyari cewek baru kayaknya."

"Gak cemburu lo?"

Naya memukul bahu laki-laki itu pelan. Yang benar saja ia cemburu pada Rudy. Ah, iya Valen belum tahu hubungan apa yang sebenarnya mereka sedang jalani.

Kalau ia memberitahu Valen yang sebenarnya, cowok itu pasti mengadukannya pada Jordan. Naya tidak takut jika kakak laki-lakinya itu tahu soal hubungannya bersama si manusia lidi, hanya saja ia malas mendengar ceramah kakaknya.

Suara laki-laki itu lebih baik digunakan untuk manggung daripada menasehatinya yang pada akhirnya tak akan berbuah apa-apa.

"Lo ganteng loh, Bang." Naya memujinya.

Gadis itu tak peduli jika pujian itu membuat jantung Valen berdetak tak karuan. Apalagi pipinya memanas saat ini.

"Yaudah pacaran sama gue."

"Ogah!"

Valen memberikan tatapan kesal pada cewek itu. Kalau bukan karena rasa sayangnya pada Naya, ia pastikan tangannya sudah berbuat kasar.

"Jordan pasti larang lo buat deket sama gue kan?" Valen masih ingat saat ia mengatakan pada Jordan bahwa ia menyukai adiknya. Saat itu juga Jordan langsung meninju wajahnya. Sakitnya sampai berhari-hari.

Sekali lagi Naya mengernyit. Sepeduli apa kakaknya yang tukang ingkar janji itu sampai membatasi orang lain untuk dekat dengannya?

Valen pasti sedang mengada-ada.

"Ngaco lo! Bang Jordan mana peduli soal itu. Udah deh Bang, lo cari cewek lain aja. Gue mah udah klepek-klepek sama yang sekarang."

"Kena jampi-jampi kali lo! Masa mau pacaran sama cowok yang kalau kena tinju gue pasti langsung tumbang."

"Iya kali ya. Bodo amat lah soal itu. Yang penting aku cinta dia," ejek Naya.

"Makin goblok lo, Nay."

"Iyain dah. Gue mah bukan apa-apa di depan orang yang tiap tahunnya pasti menang lomba."

Tak berselang lama Edison datang bersama yang lainnya. Menghentikan obrolan mereka dan lanjut untuk makan bersama.

Sesaat Naya menepuk bibirnya. Bisa-bisanya ia bilang mencintai Rudy demi Valen berhenti menyukainya.

Daripada perasaan Valen yang tak bisa ia balas, Naya lebih khawatir kalau ucapannya menjadi nyata.

( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀)

Hening. Keadan seperti itu setelah cewek yang mengenakan kardigan berwarna pastel itu menceritakan semuanya. Tak ada yang mau membuka suara seolah mereka semua bisu. Mereka semua diam dengan pikirannya masing-masing.

His Favorite GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang