46. Baby Girl

306 55 2
                                    

★Your vote & comment are so precious for me★
★Happy reading Besties★




46. Baby Girl




"Budi," panggil Naya pelan.

Laki-laki berkaos merah lusuh itu membalik tubuhnya. Menatap gadis di depannya dengan senyum tipis. Kedua tangannya sedang menggendong seorang bayi.

Naya berjalan mendekat ke arah laki-laki itu. Sudah lebih dari setengah tahun sejak terakhir kali mereka bertemu. Sekarang laki-laki itu muncul kembali setelah sekian lama menghilang.

"Lama gak ketemu, Nay." Ia tersenyum.

Naya berfokus pada bayi yang terlelap itu. "Anak lo?"

Budi mengangguk.

Naya menyentuh pipi bayi mungil itu. Mengusapnya pelan seolah takut perbuatannya itu akan membangunkannya dari mimpi indah.

"Raisa mana? Gue kangen."

Budi tak menjawab.

"Bud, kok diam aja?" Naya bingung.

"Raisa udah pergi." Walau enggan Budi tetap menjawab.

Naya mengernyit. "Pergi? Ke mana? Kok kalian gak ikut?"

"Raisa udah gak ada, Naya!" perjelas Budi dengan nada suara ditinggikan.

Naya mematung. Tubuhnya terasa kaku Setelah mendengar kebenaran itu.

"Dua bulan lalu, Raisa meninggal setelah melahirkan."

"Dia bahkan belum sempat lihat dan cium bayinya."

Kini gadis itu tak bisa menahan airmatanya. Semuanya tumpah begitu saja. Sahabatnya yang paling baik itu sudah lama pergi tanpa ia tahu. Lagi-lagi ia merasa paling bodoh dan tak berguna.

"Anak ini emang bawa sial." Budi menatap penuh kebencian bayi di gendongannya.

Naya lantas menampar laki-laki itu. Menatapnya dengan kilatan marah dibalik kacamatanya.

"Lo gak punya hati ya?! Ngata-ngatain anak sendiri."

Budi menyentuh bekas tamparan Naya. Gadis itu memang tak pernah berubah. Masih saja kasar dan bertindak semaunya.

"Emang nyatanya gitu! Gara-gara nih anak, semua kesialan datang ke hidup gue."

Bayi yang tadinya terlelap itu kini menangis kencang. Suara tangisannya membuat rasa iba Naya semakin besar.

"Pakai nangis segala lagi. Nyusahin banget!" Budi mengomel lalu memaksa masuk kompeng ke mulut bayi itu.

Naya geram melihat cara Budi memperlakukan bayi itu.

"Kemariin! Payah banget lo!"

Setelah Budi memberikan bayi itu, Naya berusaha menenangkannya. Ini kali pertama ia menggendong seorang bayi. Ia juga tak tahu cara menenangkannya.

"Susunya mana? Lapar nih kayaknya."

Bayi itu masih menangis bahkan tangisannya semakin kencang.

"Tunggu di sini, gue beli dulu." Budi pergi memasuki sebuah minimarket.

ᕙ(  • ‿ •  )ᕗ

Kelima orang itu menatap haru bayi yang sedang tidur. Bayi berjenis kelamin perempuan itu benar-benar mirip dengan sahabat mereka. Bahkan memiliki tahi lalat yang letaknya sama persis dengan milik ibunya.

"Budi emang brengsek. Tega banget ninggalin anaknya sendiri," kata Poppy sambil menoel-noel pipi menggemaskan itu.

Yang lainnya juga setuju dengan ucapan Poppy.

His Favorite GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang