5. It's Over

455 97 4
                                    

5. It's Over

Beberapa jam lalu Naya sudah tiba di rumahnya. Setelah membersihkan diri, gadis itu mengecek ponselnya. Sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan kepada Frans untuk bertemu. Laki-laki itu ternyata sudah membalas pesannya.

Frans:
Oke, Sayang. Sampai ketemu di sana, Sayang.

Sayang, sayang, mamam tuh sayang. Dasar buaya.

Naya segera bersiap untuk pergi ke sana. Ketika menuruni tangga, ia melihat dua orang yang duduk bersama sambil menonton TV. Naya memilih mengabaikannya.

"Naya!" Damaris memanggil putrinya.

Naya berbalik. "Ya?"

"Kamu mau ke mana? Main pergi aja tanpa pamitan," kata Damaris menahan marah.

Naya mendengus. "Mau keluar ketemu temen."

Damaris menatap punggung putrinya yang sudah menjauh. Gadis itu semakin hari semakin menjadi. Ia tak habis pikir entah dengan siapa anaknya itu bergaul.

"Mas mau Adek ajarin Naya. Anak itu sekarang semakin tidak punya sopan santun dan rasa takut ke orang tua." Pria itu memegang kedua tangan istrinya.

Adelia tersenyum lalu mengangguk. "Adek akan berusaha jadi ibu yang baik buat dia, Mas."

Sementara itu, Naya mengeluarkan motornya dengan kesal. Melihat Damaris dan perempuan itu sungguh membuat mood-nya memburuk.

Gadis itu kemudian melajukan motornya dengan kencang. Dan ketika sampai di tempat yang dijanjikan itu, Naya segera masuk ke dalam sana. Tidak lupa ia membawa kado kecil yang sudah dipersiapkannya.

"Hai, Sayang." Naya menyentuh bahu Frans dari belakang.

Laki-laki itu menoleh padanya dan tersenyum. "Tadi pas jalan ke sini aman aja, kan? Kamu nggak kenapa-napa?"

"Aman, kok. Aku kan selalu dalam lindungan Tuhan." Naya mengulas senyum lebar.

"Syukurlah. Sorry banget, ya, aku nggak bisa jemput kamu." Frans menunjukkan raut bersalah.

"Nggak apa-apa. Santai aja." Gimana lo bisa jemput gue kalau ternyata lo sibuk sama cewek lain. Dasar buaya. Semoga lo cepet dapet karma.

Naya mengeluarkan kado yang dibawanya tadi lalu menyodorkannya ke hadapan laki-laki itu. "Selamat ulang tahun ya, Sayang." Naya mengulas senyumnya sekali lagi.

Semoga lo tobat. Jangan tebar pesona sana-sini lagi. Dan yang paling penting, semoga ada cewek yang bisa bikin lo kualat. Amin.

"Thanks, Sayang. Aku buka kadonya, ya?"

"Oh, wajib banget dong. Aku mau lihat kamu suka nggak dengan kado aku."

Btw, setiap lo ultah, ada berapa banyak sih kado yang lo terima dari cewek-cewek lo?

Frans mulai membuka kotak kecil itu. Senyum manis menghias wajah tampannya. Tak berapa lama kening cowok itu mengerut. Ia memperhatikan satu per satu lembaran hadiah berupa foto polaroid itu.

"Ini maksudnya apa, Nay?"

"Menurut lo sendiri?" tanya Naya balik.

Ia mengambil salah satu foto itu dan meletakkannya di atas meja.

"Ini siapa?" Naya menunjuk sosok laki-laki berkaos putih.

"Aku."

"Terus ini siapa?" Naya menunjuk cewek yang juga berkaos putih sama seperti Frans.

His Favorite GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang