Episode 18

153 35 5
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀












"Appa...." Song Gerald menusuk pipi ayahnya yang masih tertidur pulas di ranjang.

Song Joong Ki bergerak pelan merasakan sentuhan anaknya, ia membuka kelopak matanya dan merasakan sedikit nyeri di bagian kepalanya. Ia merematnya guna mengurangi rasa nyeri.

"Perlu aku telepon dokter, bagaimana keadaan appa sekarang?" Tanya Gerald antusias

"Mh, apa maksudmu? Appa baik baik saja tidak perlu perawatan dokter" Joong Ki beranjak dari posisinya

"Tadi malam seorang paman mengantarkan appa ke rumah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan paman itu bilang jika appa sedang sakit, makanya aku tanya apakah perlu dokter?" Gerald bertingkah seolah pria dewasa penuh perhatian dan itu membuat Joong Ki merasa gemas dengan sikap anaknya.

"Tidak perlu, tapi..." Joong Ki teringat sesuatu, kejadian malam sebelumnya.

"Gerald, kalau boleh appa tahu siapa nama paman yang mengantarkan appa pulang?"

"Aku tak tahu, appa. Paman itu tidak mengatakan namanya"

"Kau masih ingat dengan wajahnya?"

"Nee...."

"Apa ia ada diantara salah satu anggota kepolisian di kantor BIN?"

"Kurasa tidak ...aku juga baru melihatnya, tapi aku berpikir jika itu mungkin teman baru appa"

"Aigoo...." Joong Ki menghela nafas

"Kemarin malam, aku berada di salah satu gedung cafe Bar untuk melihat pertemuan kelompok mafia dan setelahnya ada ledakan bom. Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?" Joong Ki bermonolog di dalam hatinya.

Rasa nyeri kembali menyerang bagian kepalanya begitu mencoba mengingat kejadian kemarin.

"Shin Hye? Astaga aku hampir melupakannya, bagaimana keadaannya apa ia selamat? Tapi kenapa aku tidak bisa mengingat kejadian setelah ledakan bom itu?" Lirihnya

"Tuan muda, waktunya untuk berangkat ke sekolah" tegur salah satu maid di balik daun pintu kamar.

"Ohh, kau harus berangkat ke sekolah? Appa sampai lupa" ujar Joong Ki

"Hem, aku berangkat dulu appa." Song Gerald mencium punggung tangan ayahnya sebelum keluar ruangan.

Joong Ki mencari ponselnya di balik jas hitam yang tergeletak di atas sofa, ia membuka kode kunci dan mencari nama kontak Park Shin Hye.

Panggilan tersambung tapi tidak diangkat oleh si empunya nomor, Joong Ki berusaha menelpon kembali tapi tetap dengan reaksi yang sama.

"Mengapa Shin Hye tidak mengangkat teleponnya, apa ia baik baik saja atau sedang tidak baik? Ini semua salahku karena mengajak ia ke dalam misi yang berbahaya itu, astagaa.....aku harus kerumahnya"

Joong Ki memakai jas hitamnya, belum sempat ia hendak keluar ruangan gawainya berdering, panggilan dari Park Jimin.

"Ha-halo?"

"Apa karena hubungan pertemanan diantara kita berdua maka sesuka hatimu melibatkan Shin Hye ke dalam urusan yang berbahaya!! Aku sangat marah padamu, sialan. Untuk beberapa hari ke depan jangan mengusik Shin Hye, apa kau paham!!!" Bentak Park Jimin dengan nada keras di seberang telepon.

Setelahnya panggilan itu terputus.

"Aishh!!!" Song Joong Ki melempar gawai miliknya ke permukaan lantai.

"Aku harus menemui Shin Hye, tidak peduli jika Park Jimin akan menghajarku" gumamnya.

Skip

Di tempat lain

LAW {Love And War} --(The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang