Warning typo bertebaran 👀👀👀
Kota Seoul
Mansion Utama Klan Park.
Park Hee Bong masih berada di dalam ruangan tempat anak dan cucunya tengah dirawat, keduanya masih belum sadarkan diri. Ia berjalan mondar-mandir memikirkan banyak hal di benaknya, termasuk tentang keberadaan Shin Hye yang belum ditemukan.
"Ada apa ini, perasaanku mendadak cemas begini." Lirihnya
"Ngh..." Terdengar lenguhan pelan dari bibir seseorang, Park Hee Bong menoleh cepat.
Ia melihat Park Jimin mulai sadarkan diri, ia bergegas mendekati brankar cucunya.
"Kau sudah siuman? Harabeoji merasa lega."
Park Jimin menelisik ke segala sudut atap ruangan, seperti orang yang linglung begitu terbangun setelah dua hari terbaring koma.
"A-" ia hendak mencoba berbicara tapi rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya membuatnya terasa lumpuh.
"Jangan banyak bergerak dulu, keadaanmu belum stabil. Harabeoji akan panggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu" Park Hee Bong segera keluar dan meminta bodyguard untuk menelpon dokter keluarga.
Selepasnya ia masuk kembali ke dalam, mendapatkan kejutan lainnya yaitu Park Chanyeol yang juga mulai sadarkan diri. Berbeda dengan Park Jimin, Park Chanyeol masih bisa menggerakkan tubuhnya.
"Abeoji, kami masih selamat?" Ucap Park Chanyeol masih shock.
"Tentu saja, kau ingat dengan kejadian sebelumnya?"
"Nee, tapi-- Jimin?" Park Chanyeol ingat sesuatu, ia menoleh spontan ke sisi kiri dan melihat ponakannya yang terbaring kaku.
Luka di tubuh Park Jimin lumayan parah dibandingkan dengan dirinya, terlihat adanya gips di jenjang leher Park Jimin dan gips di bagian kakinya.
"Kau masih selamat, berandal" ucap Park Chanyeol lega
"Nghm.." balas Park Jimin dengan berdehem.
Tidak berapa lama dokter yang ditelpon pun telah tiba dan bergegas memeriksa kesehatan kedua pasiennya.
Park Hee Bong menerima panggilan telepon dari salah satu bodyguard klan Park.
"Mwo!! Kalian yakin!!" Ucapnya terkejut. Tangannya terlihat gemetar memegang gawainya sendiri, ia menoleh bergiliran ke arah Park Jimin dan Park Chanyeol.
"Bawa kesini!!" Ucapnya lalu mengakhiri panggilan.
"Tuan Park, anak dan cucu anda dalam kondisi stabil. Tapi terkhusus tuan muda Jimin, ia masih harus banyak istirahat dan mendapatkan perawatan intensif untuk kedepan mengingat lukanya yang lebih dibandingkan tuan Chanyeol" ucap seorang dokter.
"A-ah iya, terima kasih Dokter"
Setelahnya team dokter meminta ijin untuk keluar dari ruangan.
"Abeoji, ada apa?" Tanya Park Chanyeol seakan bisa membaca raut wajah cemas ayahnya.
Park Hee Bong menghela nafas berat
"Nanti saja..." Elak Hee Bong, mengingat anak dan cucunya baru saja siuman. Haruskah?
"Abeoji, katakan. Semakin disembunyikan semakin membuatku tidak tenang, aku yakin Jimin juga begitu" Park Chanyeol menoleh ke arah ponakannya.
Dibalas deheman oleh Park Jimin.
"Mengenai Shin Hye, dia---"
"W-wae!!" Sontak Park Jimin memaksa otot mulutnya untuk berbicara meski terasa nyeri. Hatinya mendadak cemas jika menyangkut tentang adik kesayangannya, wanita yang ia cintai tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAW {Love And War} --(The End)
FanfictionPemimpin mafia terbesar di Korea Selatan, menjadi incaran badan intelijen negara. Bagaimana jadinya jika pertemuan dua orang bertolak belakang dan mempunyai misi untuk melenyapkan satu sama lain justru terlibat dalam asmara?? Don't plagiat Ntar gw...