Episode 24

140 34 18
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀









Midnight, 01.00 kst.

Shin Hye membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air mineral lalu menegaknya langsung, selepas bermimpi tentang memory masa lalunya ia tidak bisa melanjutkan tidurnya. Ia melangkahkan tungkai kakinya menuju ruang tengah dan menaiki anak tangga, ia ingin melihat keadaan di kamar tidur Song Gerald. Ia membuka knop pintu perlahan agar tidak membangunkan Gerald, pucuk kepalanya menyembul sedikit di daun pintu, yang ia temukan hanyalah sosok Gerald yang tertidur pulas sampai mendengkur. Shin Hye tersenyum lega. Sebelum kedatangan Shin Hye, para maid mengatakan jika Gerald susah tidur dan selalu menangis tiada henti memikirkan ayahnya.

Syukurlah ia bisa tertidur pulas, ia pasti merasa letih, pikir Shin Hye.

Ia kembali menutup daun pintu dan berjalan menuruni anak tangga, bola matanya terasa segar dan mungkin bergadang untuk beberapa jam sembari mempelajari sampel dari barang bukti yang ia temukan dari akun email Joong Ki. Ia tiba di ruang kerja, dan mencolokkan kabel ke terminal listrik, menghidupkan laptop dan mengetik sebuah situs web di portal google.

Ia menyelusuri pencarian nama atas Min Yoongi, tidak ada data yang lengkap tentang latar belakang Min Yoongi, hanya saja sebuah judul dokumentasi menarik perhatiannya.

"CEO***....dia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang eksport import? Berdomisili di Daegu..." Lirih Shin Hye. Ia mencari tahu alamat lengkap perusahaan tersebut.

"Mereka bisa saja bersembunyi di balik sebuah bisnis legal hanya untuk menjalankan bisnis haram yang sesungguhnya. Seperti sebuah rumah, penuh dengan kejutan jika kita menyelusuri ke dalamnya"

Shin Hye mengingat ucapan Joong Ki pada rapat sebelumnya, tentang pembicaraan mengenai terduga kelompok mafia yang menjadi buronan negara.

"Aku mendapatkannya, besok pagi aku akan ke Daegu. Kemungkinan Joong Ki oppa juga ditahan disana" ujar Shin Hye

Pranghh// suara benda jatuh dari kejauhan di tengah malam yang sunyi.

Shin Hye cukup terkejut, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah dan beranjak dari duduknya, menyibakkan horden jendela dan memeriksa keadaan di luar (tepatnya di pelataran samping rumah). Tidak ada sesiapapun disana.

"Hanya kucing saja, mungkin" pikirnya. Ia kembali berjalan hendak duduk di kursi, namun suara lain mengejutkan dirinya.

Krieeett/// suara daun pintu dibuka cukup pelan.

Shin Hye mengambil sesuatu dari laci meja, sebuah senjata api miliknya dan menyematkan di belakang punggung. Ia bergerak hati-hati keluar dari ruangan kerja dan memperhatikan sekitar area ruangan tengah, penerangan yang temaram menyulitkan pandangannya, ia bergerak semula setelah memastikan area ruang tengah aman.

Bayangan jendela di ruang depan yang memantul di permukaan lantai tertangkap oleh netranya, jendela itu terbuka lebar dan berayun seperti baru saja di buka oleh seseorang. Ada penyusup, begitu pikir Shin Hye. Ia melangkahkan kakinya cukup perlahan agar tidak menghasilkan suara, ia sampai di ruang depan dan bergerak ke arah jendela yang terbuka, tepat di depan jendela itu ada sebuah sofa single yang agak tinggi sandarannya, dugaan Shin Hye mengatakan kemungkinan si penyusup bersembunyi dibalik sofa single tersebut.

Tangan Shin Hye sudah bersiap menarik senjata api dari belakang punggungnya, dan begitu sampai di sofa single, sebuah tangan menarik tubuhnya begitu cepat sampai ia terjatuh.

"A-akhh..."

Sebelum pukulan sikunya mendarat di tubuh Shin Hye, ia berhenti saat mendengar suara rintihan Shin Hye.

LAW {Love And War} --(The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang