Episode 1

405 56 10
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀






Daegu City, 2000

"Berita terkini seputar dalam negeri, jenazah terduga seorang pengusaha berusia 40 tahun ditemukan di salah satu kamar hotel di pusat kota Daegu, diperkirakan kepolisian jenazah tersebut sudah berumur seminggu lebih terlihat dari bagian tubuhnya yang mulai membusuk, kondisi jenazah sendiri sungguh memprihatinkan, ditemukan banyak luka tusukan dan bekas tembakan di sekujur tubuhnya. Menurut keterangan polisi setempat, terduga pengusaha berasal dari golongan bangsawan, pemimpin tertinggi klan Park yang memiliki daftar kekayaan kelima dari seluruh data pengusaha besar se Korea Selatan. Tapi untuk selengkapnya, para awak media masih menunggu hasil otopsi dan pencocokan test DNA dari pihak keluarga terkait."

Tangan milik seseorang mematikan siaran televisi, menghisap rokok batangan di sudut bibirnya, kakinya duduk bersila di kursi kebesarannya, menatap puas ke arah televisi besar di depannya.

"Kau.....yang menjemput kematianmu sendiri, kawan." Lirihnya seraya menghembuskan asap nikotin dari rokok yang dia hisap

Tok tok

Bunyi daun pintu diketuk dari luar

"Masukk" perintahnya singkat

Daun pintu terbuka lebar, menampilkan sosok bocah lelaki berusia 12 tahun, berparas tampan dengan kulitnya yang putih bagai susu.

"Appa...." Serunya dengan ekspresi kaku, wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Pria yang dipanggil appa, membuang puntung rokoknya di tempat sampah berukuran kecil di samping kursi kebesarannya, membalikkan kursinya menghadap ke arah sang anak.

"Ada apa, hemm" ujarnya singkat, mengamati gerak gerik tubuh putra tunggalnya yang terlihat sedikit gemetaran, kebiasaan anak semata wayangnya jika sedang menginginkan sesuatu tapi itu pasti bertentangan dengan prinsip dirinya

"Begini, mmhh....temanku sedang berduka, boleh aku mengunjunginya rumahnya?? Hanya untuk sekedar mengucapkan belasungkawa dan...."

Brakhhhh.... tangannya yang berurat dan mengepal keras diatas meja, menggebrak meja dengan kuat dan itu sukses membuat tubuh bocah di depannya gemetaran hebat.

"Tidak." Jawabnya datar

"Tapi, appa" si bocah tampan itu berusaha mengubah pendiriannya

"Tidak, masuk ke kamarmu dan tidurlah, atau kau mau mendapatkan hukuman dari appa??" Ancamnya dengan nada tegas.

Si bocah hanya bisa menundukkan wajahnya dan mengangguk kecil, dia berjalan keluar dari ruangan ayahnya, begitu lemas dan tidak bersemangat.

"Hei, bagaimana??" Tegur seorang Maid berusia 20 tahun, yang telah lama mengabdi pada keluarga besar si bocah, sosok yang meski berusia muda namun mempunyai jiwa keibuan dan penyayang. Bocah tampan itu sudah sangat dekat dan manjah pada maid tersebut, dan menganggap bahwa maid itu adalah pengganti ibunya yang telah meninggal

"Gagal" jawabnya dengan nada lemah

"Hmm, mau apa hendak dikata, ya sudahlah turuti perintah ayahmu, demi kebaikanmu juga. Ayo, bibi temani ke kamar" sang maid tersenyum ramah.

"Tolong, bantu aku...." Si bocah menahan langkahnya dan menarik sedikit lengan sang maid

"Tuan muda, tapi...." Sang maid terlihat ragu

"Kumohon, saat aku kehilangan eomma, dia ada disisiku dan menghibur diriku, lalu kenapa aku tidak bisa menemani dirinya meski sekejap saja. Dia pasti butuh teman disana untuk bersandar" bujuk sang bocah

LAW {Love And War} --(The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang