CHAP 13. Knot

1.6K 193 15
                                    


Ciee ketagihan, udah sampe sini aja nihh😗




*** 


Author POV

Syedney, Australia


BRUUKK...


ROSIE!!!

Lili yang tiga langkah lagi sampai kegaris finish seketika menghentikan laju larinya. Saat mendengar gedebuk disusul teriakan orang-orang dengan nama yang tak asing olehnya.

Lili kembali berlari, namun bukan untuk menyelesaikan pertandingan nya. Dia malah putar balik ke tengah lapangan yang sudah mendapati beberapa siswa mengerubuni gadis yang sepertinya tengah pingsan itu. Meskipun temannya yang lain tetap melanjutkan praktek mereka untuk sampai ke garis finish, sekarang Lili sudah tidak peduli itu lagi.

"Ada apa ini? " Dengan nafas yang masih terengah-engah Lili telah sampai dihadapan Rosé yang sedang dipangkuan Diana. Diana mencoba menyadarkan Rosé dengan menepuk-nepuk pipinya.

"Aku tak tahu, dia tiba-tiba jatuh pingsan seperti ini" Balas Diana dengan keadaan masih panik melihat tadi temannya yang tiba-tiba tak sadarkan diri di tengah-tengah lapangan. Sontak saja Diana bergegas menghampiri Rosé.

Menatap wajah Gadis yang tadi sempat menantangnya itu membuat Lili semakin cemas, apalagi wajah Rosé sekarang terlihat sedikit pucat. Rasa tak nyaman dihatinya kian menyeruak entah apa.

"Kita bawa keruang kesehatan!" Seru Lili.

"Oke! Alex, David tolong bantu angkat Rosé! " Diana berteriak kepada dia orang anak laki-laki yang merupakan teman sekelas mereka.

"Tidak, bantu aku meletakan Rosé dipunggung ku" Sergah Lili yang mulai membalikkan tubuhnya untuk posisi menggendong Rosé.

"Tapi... " Diana menatap ragu Lili, bukan apa-apa dia tak yakin tubuh Lili kuat untuk menggendong Rosé. Kalau jatuhkan malah berabe.

"Tidak ada tapi-tapian! Cepatlah Di! " Lili dengan kesal memotong ucapan Diana.

Dianapun menurut, dia dan satu teman lainnya membantu mengangkat tubuh Rosé kepunggung Lili untuk digendong.

Hap!

Seperti tidak ada kesulitan, Lili mengangkat Rosé dengan sekali sentakan. Tidak membuang- buang waktu lagi, dia segera membawa Rosé menuju ruang kesehatan yang terletak dilantai tiga. Diikuti Diana dibelakang nya.

"Hati-hati Lili ya! " Karna langkah panjangnya Lili, Diana sampai-sampai cukup kewalahan menyusul Lili didepan sana.

Sementara Lili, tidak merespon sama sekali. Kini tujuannya hanya ingin segera sampai keruangan kesehatan dan tak memperdulikan apapun. Termasuk keringat yang sudah basah ditubuhnya dari aktivitas olahraga dan sekarang harus menggendong Rosé ke lantai tiga.

"Hey!!! Kau mau kemana Liliane? Pakai lift! " Diana kembali berseru, dan lagi-lagi Lili tidak mengindahkan seruannya. Bukannya menggunakan lift yang jelas-jelas sudah disediakan sekolahnya, dia malah menggunakan tangga menuju ke lantai tiga itu. Entah apa yang saat ini dipikiran Lili saat ini.

Setelah lari dari lapangan menuju ruang kesehatan dengan menggunakan tangga. Akhirnya Lili sampai ke tempat tujuannya itu setelah menempuh waktu kurang dari lima menit. Yang normalnya orang lain membutuhkan waktu sepuluh menit dengan menggunakan lift.

Hate Destiny [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang