CHAP 30. Truly

1.9K 207 14
                                    


PERINGATAN!

Chap ini mengandung unsur kekerasan, Umpatan, kata-kata kasar! Bijaklah dalam membaca!

Part kali ini penuh dengan paragraf panjang, jika anda kurang suka bisa skipp



***


Author POV

Kebenaran adalah salah satu hal paling kuat yang pernah ada. Hampir tidak mungkin untuk menyembunyikan kehadirannya dan bahkan ketika bebrapa orang berfikir bahwa mereka telah berhasil melakukannya. Cepat atau lambat, kebenaran selalu menemukan jalan keluarnya. Memang tidaklah mudah untuk menerima kebenaran. Karena terkadang, itu bisa pahit, menyakitkan, mengubah hidup, membingungkan dan benar-benar menghancurkan, tetapi tetap saja itu satu hal yang dibayar untuk mengungkap sebuah kebenaran. Orang dapat mencoba mengubahnya, menyembunyikannya, menggantinya, dan bahkan mengabaikannya, tetapi itu tentu saja tidak mudah dan sebagian besar waktu sulit melakukannya.

Kadang-kadang orang berfikir bahwa dengan menyembunyikan kebenaran dari seseorang, mereka sebenarnya menyelamatkan mereka, menyembunyikan dari mereka rasa sakit dengan kebenaran yang dibawanya, menghindarkan mereka dari patah hati. Tetapi, pada akhirnya siapa yang bisa memutuskan bahwa keputusan itu benar atau tidak? Bagaimana seseorang dapat memutuskan untuk orang lain apakah mereka layak untuk mengetahui kebenaran atau tidak? Apa yang memberi seseorang hak untuk menyembunyikan kebenaran dari orang lain yang mereka tahu bisa mengubah segalanya untuk mereka dengan alasan konyol mereka sendiri? Siapa yang menanggungnya? Apapun itu, pada akhirnya setiap kali seseorang menyembunyikan sebuah kebenaran. Maka akan ada orang yang terluka.

BRAK

Dengan sekali tendangan, satu pintu telah roboh dibuat pria bernama Alex tersebut. Dia menendang pintu tersebut atas titah gadis bermata kucing disebelahnya.

Jennie memasuki ruangan yang dia kira sebagai gudang itu dengan tenang. Dia sudah siap dengan Gloc Meyer ditangannya. Bersiap berburu. Sementara Alex disampingnya hanya mengandalkan tangan kosong saja. Tidak memerlukan senjata, karena dia memang tidak berniat untuk berkelahi hari ini. Namun, jika diperlukan dia dengan senang hati mengeluarkan sedikit kemampuan Muay Thai miliknya.

"YAHH!!! Siapa yang dengan berani merusak pintu itu!!" adalah sapaan pertama kali ketika Jennie dan Alex masuk keruangan tersebut.

Jennie diam saja tidak membalas pria yang sekarang tengah berjalan kearahnya. Pandangan Jennie kini tengah terfokus melihat seseorang. Lebih tepatnya seorang gadis yang tubuhnya tengah terikat dikursi. Tidak membutuhkan waktu saat darah Jennie tiba-tiba melihat kondisi Lili diruangan itu.

Gadis itu hanya tertunduk, dengan bahu bergetar menandakan dia tengah menangis. Mata Jennie memerah melihat beberapa potongan kemeja Lili berserakan disamping kursi tempat Lili diikat. Kini, tubuh atas Lili hanya tertutup dengan sport bra miliknya saja.

"Hoy!! Kalian siapa! Mengganggu kesenangan kami saja!" Ujar salah satu pria, masih tidak ada tanggapan dari Jennie.

Tangan yang Jennie gunakan memegang pistol itu bergetar, giginya bergemeletuk menahan gejolak amarah didadanya.

Sebelum salah satu pria itu sampai dihadapan Jennie, dia berujar dengan nada dinginnya."Apa yang kalian lakukan kepadanya?" Alex, yang tepat berada disamping Jennie hanya merasakan bulu kuduknya tiba-tiba meremang. Mendengar suara dingin milik Jennie yang syarat akan kebencian.

Salah satu pria yang mendekat itu berhenti dari langkahnya, dan kemudian terkekeh."Ahh jadi kau salah satu teman jalang ini?" Ujar pria tersebut, mengabaikan bahwa dia tengah berbicara kepada siapa sekarang.

Hate Destiny [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang