CHAP 10. Open The Veil

1.9K 192 28
                                    



*** 



Author POV

Seoul, Korea Selatan

"Aku ingin hasil secepatnya Dan-ah! Sudah terlalu lama aku sabar selama ini!."

Kim Soo Hyun menatap kota Seoul dari atas gedung miliknya dengan masih mendengarkan penuturan dari orang kepercayaan sekaligus Asisten nya itu Dan Im.

"Trimakasih atas laporan nya Dan-ah. Aku tunggu laporan selengkapnya di kantor nanti sore! "

Klik...

Soo Hyun menutup telpon nya.

Dia tengah berdiri disana untuk beberapa menit, fikirannya saat ini sedang menjelajah entah kemana. Banyak hal akhir-akhir ini yang mulai membuat fokus Soo Hyun pecah.

Pandangan Kim Soo Hyun masih menatap gedung-gedung dan jalanan kota Seoul dari atas.

Setelah beberapa saat lantas Kim Soo Hyun kembali ke kursi kebesaran nya di kantor miliknya itu.

Dia menekan beberapa tombol yang ada di telpon kantor.

"Hae Won-ah, tolong kosongkan jadwalku untuk nanti sore! " Perintah Soo Hyun pada sekertaris nya itu Hae Won yang langsung melaksanakan perintah CEO tersebut tanpa harus diulang.

"Baik Tuan! " Jawab sekertaris Soo Hyun yang berada tepat diluar ruangan kantor Kim Soo Hyun.

"Trimakasih" Setelah menyampaikan hal itu lantas Soo Hyun kembali mengerjakan proposal yang sempat tertunda saat menerima telpon dari asisten nya Dan.

*

Diruangan lain, bertempat digedung yang sama kini salah satu putri dari Kim Soo Hyun sedang memikirkan ucapan dari seseorang yang baru saja dia kenal itu.

Saat beberapa hari yang lalu Jisoo menolong Maria dan mengantarkannya kerumahnya. Sebelum benar-benar pulang. Maria sempat mengucapkan kata-kata yang menurutnya aneh. Entah apa hal yang coba dia sampaikan. Sedikitnya hal ini mengganggu pikiran Jisoo belakang ini. 





"Baiklah Maria-imo kalau begitu saya pamit pulang dulu. Imo istirahatlah dan semoga cepat kembali pulih sedia kala"

Keduanya kini tengah berada didepan rumah Maria saat Jisoo berpamitan untuk kembali pulang.

"Nee, saya akan lakukan Jisoo-ssi! Sekali lagi saya amat sangat berterima kasih atas bantuan yang Anda berikan kepada saya hari ini, hanya Tuhan yang bisa membalasnya" Maria sedikit membungkuk diakhir kalimat nya tanda trimakasih dia untuk Jisoo.

"Sama-sama Maria-imo" Jisoo tersenyum tulus kepada wanita yang ditolong nya itu"kalau begitu, Selamat tinggal Maria-imo " Dengan langah kecilnya Jisoo keluar dari pekarangan rumah Maria.

Sebelum benar-benar jauh Maria sempat memanggil Jisoo kembali dari depan pintu rumahnya itu dengan pandangan yang sulit dia artikan.

"Jisoo-ssi, Mianhae! Jeongmal Mianhae"

Dengan bingung Jisoo menatap Maria yang kini menundukkan kepalanya sambil menangis. Tak ingin berfikir macam-macam Jisoo hanya tersenyum.

Hate Destiny [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang