***
Author POV
Seoul, Korea Selatan
Bandar Udara Internasional Incheon adalah bandar udara terbesar di Korea Selatan dan merupakan salah satu yang terbesar di Asia.
Suasana Bandara yang selalu ramai oleh hilir-mudik para calon penumpang yang keluar masuk menjadi pandangan pertama ketika kaki menginjak. Begitupula dengan kedua penumpang yang telah landing dan menginjakkan kaki mereka kembali ketanah kelahiran mereka diSeoul.
"Yahh!! Apa kau bisa berjalan dengan pelan!" Perempuan yang merasa tersindir itupun menghentikan langkahnya dan berbalik kebelakang. Melihat sesosok gadis malang yang mendorong dua koper dimasing-masing tangannya, dan satu tas punggung yang dia bawa.
"Kita harus cepat! Keluargaku telah menghubungiku bahwa mereka telah sampai diBandara " Sergah Rosé, wanita yang kini hanya berjalan dengan santai, tangannya hanya membawa tas jinjing karena kopernya telah dibawakan oleh Liliane yang melakukan penerbangan dari Sydney bersama.
"Itu urusanmu, bukan urusanku! Sekarang ambillah koper-kopermu ini! Entah apa yang kamu masukkan kedalam koper, apa kau membawa batu?"
"Tidak bisa, Kamu harus membawakan koperku sampai kita bertemu dengan keluargaku! Kamu sendiri yang menawarkan tuk membawa koperku Lili-ah. Jadi, kalau berbuat baik jangan berhenti ditengah-tengah" Balas gadis bermarga Park itu.
Memang benar, sebelum lepas landas meninggalkan Sydney Lili menawarkan diri untuk membawa koper-koper Rosé yang berat itu. Karena Lili melihat tadi dipesawat bahwa Rosé terlihat tidak enak badan atau mungkin mabuk perjalanan. Dan lagi, Lili merasa harus berbalas budi setidaknya karena Rosé telah membayarkan tiket pesawat class Bisnis khusus untuknya meski dia sempat menolak mentah-mentah dan berakhir kembali Lili yang harus mengalah untuk menerima tiket tersebut.
Sialnya kini, gadis itu malah memamfaatkan ini untuk menjadikan dia asisten dadakannya. Kalau tahu akan seperti ini, Lili lebih baik memundurkan jadwal penerbangannya dari Sydney .
"Bilang saja kamu tidak ingin berpisah denganku!" Ucap Lili kepada gadis jangkung itu, dia juga memang merasakan bahwasannya Rosé belum ikhlas berpisah dengannya. Berbeda saat kemarin dia berpisah dengan Diana yang bahkan tidak mengundang air mata walau Diana menangisi Rosé dengan tersedu-sedu, Rosé hanya menyuruh Diana cepat pulang karena membuat mereka malu dengan dia yang menangis seperti anak kecil ditengah-tengah Bandara besar Sydney.
Mulut Rosé sedikit terbuka "What? BIG NO!!!" Bantah Rosé tak terima dengan tuduhan Lili.
"Sudahlah, cepat jalan kembali! Lihatlah, orang-orang mulai memperhatikan kita" yang dikatakan Lili barusan benar adanya, orang-orang disekitar Bandara kedatangan mulai memperhatikan kedua gadis yang tengah beradu mulut ini.
"Kau plin plan sekali Lili-ah, tadi suruh pelan sekarang disuruh cepat! Dasar tidak punya pendirian"
"Shhhh, kau cerewet sekali Rosé!" jengah mendengar ocehan dari Rosé, Lili lantas berjalan kedepan mendahulu Rosé dengan koper dan tasnya meninggalkan Rosé dibelakang.
"Ish dasar Cungkring" menghentakkan kakinya kesal Rosé menyusul Lili berjalan kearah keluar dari terminal kedatangan Bandara mencari keluarga Rosé yang sudah menjemput.
*
"Jennie-ah, apa benar adikmu telah mendarat" Shin Hye bertanya kepada Jennie yang berada disampingnya.
"Ya eomma, Rosé telah menghubungi Jennie memberitahukan bahwa dia telah landing. Mungkin saat ini dia masih mengantri untuk mengambil kopernya"
Saat ini seluruh anggota keluarga Kim Soo Hyun bersama-sama menantikan anggota keluarga mereka lainnya yang akan bertemu dengan mereka sebentar lagi. Semua anggota keluarga merasa exited dan senang akhirnya keluarga mereka bisa kumpul lagi dengan formasi lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Destiny [SELESAI]
Fiksi Penggemar"Kenapa! Kenapa harus aku? Dari jutaan manusia dimuka bumi ini, kenapa harus aku!! JAWAB! KENAPA!!! " Marah, dia marah pada keadaan yang membuat nya harus memilih untuk menerima semua hal yang dia lalui. "Aarrrrrghhhh" "Tidak, jangan lakukan ini! K...