CHAP 16. Exploring Sydney

1.8K 181 4
                                    





***

Author POV

Seoul, Korea Selatan

Berbeda dengan hari kemarin, cuaca dikota Seoul hari ini lebih panas dari kemarin. Mungkin karena Seoul kini sebentar lagi akan memasuki musim panasnya. Keadaan Kedai Ramen milik Maria kini tengah disibukkan oleh pengunjung yang mulai berdatangan, meski cuaca tengah panas namun tidak menyurutkan minat orang-orangnya untuk menikmati Ramen sebagai pilihan menu makan siang mereka.

"Aera-ah, Tolong setelah ini kau bersihkan meja Nomor 12. Karena pelanggan telah menyelesaikan makanannya" Perintah Maria kepada pegawainya.

"Nee Maria-imo"

Walau berstatus sebagi pemilik kedai Ramen tersebut. Maria tetap bersikap menganggap ia juga pekerja disana, dia menyuruh kedua pegawainya agar memanggilnya bibi alih-alih sebagai Boss. Tidak jarang Maria selalu memperhatikan pegawainya dengan perhatian layaknya seorang Ibu kepada anaknya. Apalagi kedua pegawai Maria masih berusia remaja yang tengah menginjak bangku perkuliahan.

"Imo" Seru Aera kepada bossnya yang tengah berkutat dengan buku catatan penjualan kedai mereka.

"Ada apa Aera?" Tanya Maria tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tersebut.

Dengan nada pelan Aera menjawab "Tuan Ji Sung datang kemari"

Sontak setelah mendengar Aera menyebutkan nama suaminya itu, dia mendongakkan kepalanya kepada Aera. Aera sendiri memberikkan pandangan kearah depan dimana suami dari Maria tengah duduk santai disalah satu meja pelanggan. Melihat itu, Maria lantas menggerakkan kakinya menghampiri Ji Sung. Memang sudah beberapa pekan dari Maria melihat suaminya itu.

"Tolong jaga meja kasir, aku ingin menghampiri suamiku dulu" Aera hanya mengangguk dan menggantikan posisi Maria dimeja kasir.

Pria yang tengah diperhatikan oleh sang istrinya hanya tersenyum yang dimata Maria itu terlihat mengesalkan.

"Mengapa kau kemari?" Tanya Maria to the point.

"Istriku yang satu ini tidak bisa menghormati suaminya sedikit saja. Bukannya kata sambutan melihat suaminya! Kau malah mempertanyakan kedatanganku" Ji Sung tetap memperlihatkan senyumannya diakhir kaliamat yang dia ucapkan.

Mendengus kesal "Itu tidak berlaku untukku Ji Sung-ah, kau hanya datang dan pergi sesuka hatimu!" Maria benar-benar jengah atas kelakuan suaminya ini yang selalu bersikap semaunya saja.

"Sayang, kau tenang saja! Aku kesini bukan ingin meminta uang padamu, aku benar-benar hanya ingin melihatmu bekerja saja. Jadi bersantailah!" setelah berucap itu, lengan Ji Sung mengusap pelan tangan istrinya yang masih berdiri menjulang dihadapan Ji Sung.

"Terserah apa maumu! Hanya saja aku mohon jangan buat keributan disini Ji Sung-ah" Peringat Maria yang hanya disambut kekehan dari sang suaminya itu.

"Tidak...Tidak sayang! Aku tidak akan macam-macam" kedua tangannya membentuk tanda perdamaian, menunjukkannya kepada istrinya Maria "I'm Good boy, baby" Sambung Ji Sung dengan suara berat nya.

Tak memperdulikan kata-kata dari suaminya itu, Maria lantas berbalik dan berjalan kembali menuju meja kasirnya.

Dia lebih baik memfokuskan dirinya untuk kembali bekerja daripada meladeni kelakuan suaminya itu.

Tigapuluh menit kemudian Ji Sung hanya berdiam diri dimeja tempat dia duduk sambil melihat Maria bekerja. Sedangkan Maria tetap fokus dengan pekerjaannya tanpa memperdulikan dari tadi suaminya memperhatikannya. Walau Maria juga melirik beberapa kali guna memastikan bahwa suaminya tidak membuat macam-macam.

Hate Destiny [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang